Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UGM bersama tim CaRED mengadakan Peluncuran Beras Analog, Minggu (5/8) lalu. Acara itu termasuk dalam rangkaian perayaan Kemerdekaan RI ke-73 di Masbagik. Selain peluncuran tadi, terdapat pula kegiatan lomba dan penyuluhan dengan tema “Sehat dengan Beras Analog”.
Salma Al Ghiffary, ketua panitia acara, menyatakan kegiatan ini diadakan untuk mengangkat kembali kesadaran pemerintah maupun masyarakat akan pentingnya kesejahteraan petani, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Barat. Hal itu karena beras analog ini merupakan alternatif pangan dengan indeks glikemik rendah.
“Beras ini bisa dipasarkan untuk menyembuhkan penderita diabetes juga,”kata Ghiffary dalam keterangannya, Rabu (8/8).
CaRED sendiri merupakan proyek kerja sama antara pemerintah Selandia Baru, UGM, bersama Universitas Mataram dan Pemda Lombok Timur. Kerja sama itu meliputi bidang pemberdayaan ekonomi kecil dan menengah, lingkungan hidup, krisis kemanusiaan, resolusi konflik hingga manajemen kebencanaan dan energi terbarukan.
Dalam peluncuran beras analog ini, CaRED menggandeng manajemen UD Kaya Rasa di Desa Masbagik Timur. Beras analog produksi UD Kaya Rasa ini menggunakan formula UGM dan UNRAM. Namun, bahan pembuatannya menggunakan produk pertanian lokal Lombok Timur, yaitu kacang lebui, jagung, singkong mocaf dan rumput laut. Dengan demikian, beras analog ini tidak hanya unggul secara rasa, tetapi kandungan mikronutrien dari kacang lebui dan antosianin, zink dan kalsium dari rumput laut juga bermanfaat bagi kesehatan.
Ghiffary mengatakan peluncuran beras analog ini mengundang seluruh warga Desa Masbagik Timur. Selain itu, jajaran Pemda Lombok Timur juga diundang, antara lain H. Muhidin, Perwakilan Dinas Ketahanan Pangan; Ir. Zulkifli, MMA., Perwakilan Dinas Pertanian Lombok Timur; Muhamad Farhi, S.E.Sy, Camat Masbagik; para kepala desa di kecamatan Masbagik; Dr. Muktasam, Perwakilan Tim CaRED; serta perwakilan puskesmas Masbagik dan Masbagik Baru.
Dalam sambutannya, Dr. Muktasam dari CaRED menyampaikan harapannya tentang kegiatan pengolahan pangan skala kecil dalam memproduksi beras analog fungsional ini. “Semoga dapat memberikan perbaikan penghidupan petani di sekitar wilayah Lombok Timur pada khususnya dan di propinsi Nusa Tenggara Barat,” harapnya. (Humas UGM/Hakam;foto: tim KKN Masbagik)