• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menlu: Pancasila Perekat Bangsa Yang Majemuk

Menlu: Pancasila Perekat Bangsa Yang Majemuk

  • 23 Agustus 2018, 13:02 WIB
  • Oleh: Ika
  • 2745
Menlu: Pancasila Perekat Bangsa Yang Majemuk

Pancasila merupakan salah satu aset penting bangsa yang tidak hanya menjadi dasar negara, tetapi juga menjadi jiwa perekat bangsa yang sangat majemuk.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno LP Marsudi, saat menjadi pembicara kunci dalam Kongres Pancasila X, Kamis (23/8) di Balai Senat UGM.

Retno menyebutkan bahwa Indonesia memiliki banyak aset yang patut dibanggakan. Mulai dari penduduk muslim terbesar dunia, negara demokrasi terbesar ke-3 dunia, dan kebhinekaan. Tidak kalah pentingnya adalah Pancasila menjadi aset sangat luar biasa.

“Pancasila merupakan aset bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Dengan aset ini kita gunakan untuk terus berkomitmen memperjuangkan semangat nasional dan berkontribusi pada dunia maka dunia akan mengapresiasi Indonesia,” urainya.

Menurutnya, Indonesia tidak akan berada dalam kondisi seperti saat ini tanpa adanya Pancasila. Diplomasi Indonesia juga tidak akan kokoh berdiri dengan tegak diantara bangsa di dunia tanpa Pancasila.

Oleh sebab itu, Retno berpesan pada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus merawat Pancasila.

“Pancasila ini menjaga bangsa dan menjauhkan dari konflik. Oleh karena itu, mari kita rawat Pancasila untuk Indonesia Jaya,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Panita Kongres Pancasila X, Prof. Djagal Wiseso Marseno, dalam laporannya menjelaskan penyelenggaraan kongres Pancasila kali ini mengambil tema Pancasila, Ideologi Pemersatu Bangsa dan Dunia. Diselenggarakan atas keprihatinan terhadap posisi Pancasila sebagai ideologi bangsa tengah menghadapi tantangan berat dari sisi internal dan eksternal.

Di sisi internal, kajian Lemhanas menunjukkan bahwa selama 7 tahun terakhir, sejak 2010 ketahanan nasional Indonesia dalam gatra ideologi berada dalam posisi kurang tangguh. Sementar di sisi eksternal memperlihatkan masuknya ideologi asing telah sampai di tingkat yang mengkhawatirkan.

Hal ini ditunjukkan dari hasil kajian di kalangan mahasiswa bahwa 23,5 % setuju dengan ISIS, 16,8% menyatakan tidak setuju Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia, 17,8% menyatakan setuju dengan bentuk negara khilafah.

“Yang lebih mengejutkan adalah 23,4% mahasiswa siap berjihad untuk mendirikan negara khilafah,” ungkapnya.

Hal tersebut mendorong UGM untuk menggelar kongres Pancasila selama dua hari, 23-24 Agustus yang diharapkan bisa menghasilkan rumusan dan rekomendasi yang dapat memberikan masukan pada bangsa dan negara. Mengangkat  lima isu besar, yakni peran Indonesia dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia, sisi universal Pancasila dalam perspektif bangsa-bangsa di dunia, keselarasan agama dengan nilai-nilai Pancasila, peran perguruan tinggi dalam pelembagaan dan pembudayaan Pancasila, serta Pancasila dan Generasi Muda.

Acara ini menghadirkan sejumlah pembicara, antara lain Mahfud MD, Anhar Gonggong, pakar dari mancanegara, pakar nasional, rektor dan mantan rektor yang tergabung dalam Forum Rektor Indonesia, serta BEM UGM dan  tokoh generasi muda. (Humas UGM/Ika;foto:Firsto)

Berita Terkait

  • Menlu Retno Bangga Korea dan Palestina Bersatu di Asian Games 2018

    Thursday,23 August 2018 - 11:27
  • Penggunaan Bentuk Lambang Garuda Belum Seragam

    Thursday,09 February 2012 - 18:03
  • Diskusi Pakar: Perlu Penyegaran Pemahaman Baru dari Pancasila

    Friday,17 July 2009 - 11:56
  • PSP Terima Kunjungan Forum Kajian Pancasila dan Ketatanegraan Indonesia Kabupaten Semarang

    Monday,02 January 2012 - 11:03
  • Presiden Joko Widodo: Pancasila Bisa Menjadi Rujukan Dunia

    Saturday,22 July 2017 - 14:33

Rilis Berita

  • Memilih Pemimpin Bukan Hanya Bertumpu Pada Popularitas 05 June 2023
    Sosial Research Center (SOREC) Universitas Gadjah Mada dan Rumah Politik Kesejahteraan (RPK) mend
    Agung
  • Kegiatan Pengabdian BEM KM UGM Libatkan Mahasiswa Internasional 05 June 2023
    Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) UGM menyelenggarakan agenda
    Gloria
  • Mahasiswa Fisipol UGM Borong Prestasi di 6 Cabang Lomba dan 2 Kompetisi Nasional 05 June 2023
    Total 10 tim mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM berhasil meraih pengha
    Satria
  • UGM Jaring Kerja Sama Dengan 50 Institusi Pendidikan di The 75th NAFSA Annual Conference and Expo 2023 05 June 2023
    UGM mengembangkan kerja sama bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat (tridarma)
    Ika
  • Mahasiswa Amerika Serikat Belajar Budaya Jawa dan Ajari Santri Gunungkidul Bahasa Inggris 05 June 2023
    Sebanyak 14 mahasiswa dan dua dosen dari Warren Wilson Collage (WWC), Amerika Serikat belajar sen
    Ika

Agenda

  • 06Jun Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Dra. Ratna Susandarini, M.Sc....
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual