Membumikan Pancasila bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana, seperti dengan memakai pakaian adat, alat musik hingga makanan.
Hal ini diungkapkan oleh sutradara muda Hollywood dari Indonesia, Livi Zheng, saat menjadi pembicara dalam Kongres Pancasila X di balai Senat UGM, Jumat (24/8).
Menurut Livi keberagaman Indonesia dalam etnis dan budaya tersebut merupakan contoh nyata Pancasila yang ada di tengah masyarakat. Kekuatan Indonesia, kata Livi, ada pada keberagaman tersebut.
“Semua bisa dimulai dari hal-hal yang kecil dan sehari-hari. Misalnya kita memakai pakaian adat atau makanan daerah masing-masing,”tutur Livi.
Ia mengatakan dengan kemajuan teknologi saat ini maka akan mempermudah untuk mengangkat dan mempromosikan keberagaman Indonesia di tingkat dunia. Dalam beberapa karya film yang disutradarai ia juga memasukan keberagaman yang dimiliki Indonesia seperti gamelan.
“Misalnya dalam Bali Beats of Paradise saya memperkenalkan gamelan di sana,”papar perempuan kelahiran Blitar itu.
Sementara itu, Ketua BEM UGM, Obed Kresna Widyapratistha, sepakat jika Pancasila tidak hanya dipahami nilai-nilai luhurnya, namun juga harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. “Pancasila bukan hanya jadi slogan tapi harus dipraktikkan,”tegas Obed.
Di sisi lain, Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia, Prof. Dr. Sutarto Hadi, menilai generasi muda saat ini minim pemahamannya terhadap nilai-nailai Pancasila. Akibatnya, mereka terseret menjadi figur yang individualistis dan tidak punya pegangan dalam arus informasi yang kian terbuka.
Untuk itu, penting mengomunikasikan gagasan tentang Pancasila, khususnya melalui perguruan tinggi, dengan desain dan metode yang mudah ‘dicerna’ oleh generasi milenial.
“Instrumennya sudah ada, lembaga dan landasan hukum sehingga tidak perlu menambah lembaga baru,”tutur Sutarto.
Rekomendasi Kongres Pancasila X
Pelaksanaan Kongres Pancasila yang berlangsung dua hari, 23-24 Agustus 2018 ini memunculkan beberapa rumusan rekomendasi. Rekomendasi tersebut diantaranya: sosialisasi sistematis Pancasila secara kelembagaan mengingat posisi Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, pelajaran sejarah, geografi dan budaya perlu diajarkan sejak pendidikan dasar hingga tinggi secara intensif, sistematis dan terstruktur, penguatan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), mempromosikan lebih intensif Indonesia dan Pancasila di kancah dunia serta memfasilitasi generasi muda dalam memperkuat posisi Pancasila. (Humas UGM/Satria;foto: Linda)