Fakultas Kehutanan (FKT) UGM meresmikan pembukaan rangkaian acara Dies Natalis ke-55 dengan pemotongan tumpeng oleh Dr. Budiadi, S.Hut., M.Agr.Sc. selaku dekan pada Jumat (24/8) siang di Fakultas Kehutanan. Tema yang diangkat oleh FKT untuk peringatan dies natalis tahun ini yaitu ‘Menuju Kejayaan Hutan Indonesia’.
Menurut Budi, alasan tema tersebut diangkat karena posisi hutan di Indonesia sekarang yang semakin terancam. Ancaman itu, sebutnya, terutama datang dari manusianya sendiri, seperti illegal loging, masalah adat masyarakat sekitar, hingga oknum pemerintah korup. “Padahal, dulu pada tahun 80-an hutan menjadi primadona devisa negara,” keluhnya.
Perwujudan upaya FKT untuk merealisasikan semangat dari tema tadi, lanjut Budi, terangkum dalam tiga rangkaian acara. Ketiganya yakni reuni akbar, pertandingan olahraga, serta seminar nasional.
Budi menuturkan masing-masing agenda memiliki tujuan dan sasarannya masing. “Semisal seminar nasional tujuannya untuk membuka ruang diskusi ilmiah kepada mahasiswa tentang pentingnya hutan,” ungkapnya.
Sementara itu, pertandingan olahraga diselenggarakan untuk menjalin solidaritas demi mencapai semangat tema tadi. Oleh karena itu, ia menjelaskan pesertanya tidak hanya dari sivitas FKT semata, melainkan dari beberapa instansi yang menjadi mitra FKT juga. “Jadi, tidak hanya sekadar untuk mencari sehatnya saja,” ungkapnya.
Budi mengungkapkan reuni akbar dipilih sebagai forum yang mengumpulkan mahasiswa, tenaga pendidik, serta alumni dalam satu ruang. Hal itu untuk mendiskusikan permasalahan kehutanan Indonesia sekarang, yang nantinya akan dicari solusinya. “Apalagi alumni kita kan sudah banyak yang menjabat posisi penting di pemerintahan,” ujarnya.
Selain tercapainya kembali kejayaan hutan Indonesia, Budi menerangkan bahwa hasil yang ingin diperoleh dari rangkaian acara ini adalah terbentuknya mentalitas mahasiswa serta lulusan FKT yang benar-benar mencintai hutan.
“Hal itu karena para rimbawan muda inilah yang nantinya akan memegang posisi penting dalam bidang kehutanan Indonesia pada masa yang akan datang,” tegasnya.
Prof. Dr. Ir. Sri Nugroho Marsoem, M.Agr.Sc., salah satu dosen senior FKT UGM, sepakat dengan pendapat Budi tadi. Menurutnya, hal itu penting karena tanpa rasa cinta tidak mungkin para rimbawan muda itu akan peduli pada nasib hutan.
Oleh karena itu, Sri juga berharap dukungan pimpinan universitas dalam mencapai tujuan ini. Ia mengungkapkan selama ini masalah pendanaan serta fasilitas menjadi batu sandungan dalam peningkatan kualitas mahasiswa.
“FKT yang berada dibawah naungan UGM ini, berharap bantuan lebih sehingga pengembangan di bidang kehutanan bisa terus berjalan demi tercapainya kejayaan hutan Indonesia, terutama dalam masa revolusi industri 4.0 ini,” harapnya. (Humas UGM/Hakam)