Universitas Gadjah Mada berhasil mempertahankan gejar juara umum Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-20 tahun 2007 yang diadakan di Universitas Lampung (Unila), Lampung. Peringkat II diraih IPB, dan tempat ketiga diraih UNIBRAW. Pada ajang PIMNAS tahun 2006 di Malang, UGM juga meraih predikat juara umum.
Pada ajang tersebut, kontingen UGM berkekuatan 12 kelompok PKM dan dua kelompok debat bahasa. Setelah tujuh hari berkompetisi, 17 s.d 22 Juli 2007, dengan penampilan yang prima, kompak, dan solid, UGM berhasil mendulang 6 emas dan 4 perak. Medali emas diperoleh pada PKM Penelitian (2 emas), PKM Kewirausahaan (1 emas), PKM Pengabdian kepada Masyarakat (1 emas), PKM Penulisan Ilmiah (2 emas); sementara medali perak diperoleh pada PKM Kewirausahaan dan PKM Teknologi.
Pada kegiatan pendukung pun UGM berjaya. Pada kategori debat bahasa Inggris, UGM meraih emas; sementara perak diraih pada lomba poster dan PKMK.
“Pengalaman mengikuti PIMNAS merupakan pengalaman yang spesifik, karena di antara puluhan ribu mahasiswa UGM, tidak semuanya dapat memperkuat kontingen UGM. Diharapkan hal ini dapat menjadi modal apabila para mahasiswa lulus nanti, yakni mempunyai mental juara sebagai alumni UGM,†ungkap Rektor UGM Prof Ir Sudjarwadi, M.Eng. Ph.D, senin pagi (23/7) di halaman Balairung pada saat menyambut kepulangan kontingen tim UGM.
Dalam sambutannya, Sudjarwadi juga menyampaikan perhargaan dan terima kasih kepada semua peserta, pembina dan offisial yang telah berupaya keras meraih hasil maksimal di PIMNAS. “Semua piala akan kita simpan karena ini adalah milik kita bersama, sebagai kebanggan UGM,†ujar Rektor.
Selanjutnya Rektor menyatakan bahwa bahwa peserta PIMNAS adalah mereka yang telah lolos seleksi dan mempunyai kualitas bagus, sehinggga nantinya mampu menjadi pemimpin bangsa. “Kelak, jika sudah lulus dan menjadi pemimpin, saya harap kalian tidak lupa untuk berbagi pengalaman kepada adik-adik angkatan,†pesan Rektor.
Sementara Ketua kontingen UGM, Prof. Dr. Soegijanto Padmo, M.Sc, mengungkapkan bahwa keberhasilan yang diraih UGM ini merupakan bukti bahwa proses pembinaan yang dilakukan selama ini sudah cukup berhasil.
“Secara sistematis kita telah melakukan pembinaan intensif, yang dilakukan di masing-masing Fakultas, dilanjutkan dengan pembimbingan di tingkat universitas dan pembinaan oleh para pembina nasional. Proses itu telah menghasilkan tim-tim yang tangguh. Di samping itu, satu tim juga harus diisi oleh mahasiswa dari angkatan yang berbeda,†ujar dosen ilmu sejarah Fakultas Ilmu Budaya ini.
Padmo mengatakan bahwa peserta yang telah berhasil meraih juara dapat memetik pelajaran penting, yakbni bahwa perjuangan yang keras harus dimulai sedini mungkin (Humas UGM).