
Ketua Umum Kagama sekaligus Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meninjau lokasi hunian sementara menutu tetap (huntrap) yang tengah dibangun mahasiswa KKN UGM Peduli Bencana di dusun Karang Pangsor, Desa Bangsal, Pemenang, Lombok Utara, Senin (4/9). Ganjar bersama tim Kagama melihat rumah hunian sementara yang dibangun dari hasil bantuan Kementerian Perhubungan ini. Sebanyak 50 buah rumah yang dibangun di dua dusun, Karang Pansor dan Karang Petak di desa ini.
Selain meninjau huntrap tersebut, Ganjar juga sempat berdialog dengan warga sehubungan dengan keberadaan hunian tersebut. Ganjar melewati gang-gang kecil rumah warga yang jalannya masih tertutup bekas reruntuhan. Ganjar menyaksikan rumah warga yang hampir rata dengan tanah.
Ganjar mengapresiasi kerja mahasiwa KKN Peduli bencana yang ikut membantu membangun rumah hunian sementara bagi warga yang menjadi korban gempa bumi di Lombok. Kendati begitu, ia meminta agar mahasiwa bersama dengan warga untuk bergotong royong dalam membangun rumah hunian tersebut. “Kita harus gotong royong, kerja bareng-bareng agar kita membuktikan yang utama bahwa Lombok bisa segera bangkit,’kata Ganjar.
Ganjar sempat menanyakan ke warga tentang kondisi rumah mereka. Apakah mereka juga mendapat bantuan untuk dibangun rumah yang dibangun oleh UGM. Namun, warga yang ditanya mengatakan ia tidak mendapat bantuan tersebut. Dengan tegas Ganjar menjawab,”Minta dong,” katanya.
Ganjar pun menanyakan kepada dosen Fakultas Teknik UGM, Ashar Saputra, ST., MT., Ph.D., soal mengapa belum semua warga dusun mendapat bantuan rumah huntrap tersebut. Ashar menjelaskan bahwa bantuan tersebut hanya diperuntukan untuk 50 buah rumah yang dipilih berdasarkan rekomendasi dari kepala dusun. Mendengar jawaban tersebut, Ganjar mengatakan ia akan berdiskusi dengan Menteri PUPR tentang konsep rumah yang dibangun ini bisa menjadi program pemerintah.
Kepada Ganjar, Ashar menjelaskan bahwa rumah huntrap ini konsepnya mengganti rumah yang lama dengan membangun huntrap di lokasi yang lama. “Yang kita bangun berupa kerangka dan atap sementara dinding nanti dibangun bersama-sama oleh warga,” katanya
Ashar menambahkan untuk satu unit rumah hanya menghabiskan dana sebesar Rp13,5 juta dan nantinya material bangunan masih bisa digunakan untuk bahan bangunan hunian tetap yang akan dibangun oleh warga kelak.
Setelah mendapat penjelasan dari Ashar, Ganjar menyemangati salah seorang warga yang bernama Lalu Fikri. Kepada Fikri, Ganjar berharap ia dan warga lainnya tidak berhenti untuk berdoa agar bencana segera berlalu dan masyarakat bisa segera bangkit.“Selalu selalu berdoa agar gempa segera reda dan semua lekas pulih, dan sisanya bisa diatasi oleh bapak Presiden,”kata Ganjar.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo beserta rombongan memilih bermalam di posko KKN UGM Peduli Bencana di Desa Gumantar, Kayangan, Lombok Utara, Minggu malam (2/9). Esok paginya, Ganjar sempat menengok kegiatan mahasiswa mengajar ratusan siswa dari dua sekolah dasar di tenda yang disulap menjadi sekolah darurat. “Kita menggunakan tenda semi permanen untuk mengajarkan para siswa, kita bagi dua sesi, pagi dan siang,”kata mahasiswa dari Prodi Hubungan Internasional Fisipol UGM, Adam Chaesar.
Chaesar menuturkan, para guru belum semuanya kembali aktif ke sekolah untuk mengajar. Selain kondisi bangunan sekolah yang rusak, beberapa guru ada yang sudah aktif ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah darurat bencana tersebut. “Yang kita ajarkan yang sifatnya bisa menyenangkan karena beberapa siswa masih ada yang dalam kondisi trauma,”katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)