Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Pekalongan dan Perum Perhutani, dalam hal ini Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Pekalongan Timur membangun ekosistem ekonomi rural di wilayah Desa Gunungsurat, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, Selasa (4/9/2018). Adapun ekosistem ekonomi rural yang dimaksud tersebut berupa penyerahan pengelolaan areal dari perhutani ke petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan dengan membentuk Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR).
Penyerahan pengelolaan lahan kepada petani dengan membentuk BUMR ini merupakan yang pertama kali di Indonesia. Dengan upaya semacam ini diharapkan petani memiliki daya tawar dalam menentukan harga jual produknya.
Bupati Pekalongan, H. Asip Kholbihi, SH., M.Si., mengatakan di wilayah Kabupaten Pekalongan ada 29 ribu hektare lahan perhutani yang bisa dimanfaatkan. Meski begitu sebanyak 3 ribu hektare diantaranya tidak boleh dikelola karena termasuk dalam wilayah hutan lindung.
“Jadi, hanya 26 ribu hektare saja yang bisa dimanfaatkan oleh petani,” katanya.
Menurut bupati, luasan lahan hutan tersebut berada di wilayah Kecamatan Lebakbarang, Paninggaran dan Petungkriyono. Lahan-lahan tersebut agar bisa dikelola untuk kesejahteraan petani.
“Kegiatan penyerahan lahan untuk bisa dikelola oleh para petani ini merupakan yang pertama di Indonesia. Untuk percontohan terlebih dahulu akan kami serahkan lahan seluas 1.000 hektare,” katanya.
Bupati Asip Kholbihi menambahkan BUMR yang ingin dibentuk ini merupakan sebuah perusahaan yang dimiliki, dikelola dan hasilnya dinikmati langsung oleh petani. Dengan demikian, BUMR perkebunan dan hutan ini akan menjadi satu-satunya di Indonesia dan bakal menjadi rujukan daerah lain.
Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL), Dr. Ir. Bambang Supriyanto, M.Sc., memberikan apresiasi kepada kerja sama tripartit antara Kabupaten Pekalongan, PT Pagilaran mewakili dari UGM, dan Perum Perhutani. Dengan kerja sama ini akan menyejahterakan petani di sekitar hutan.
”Untuk menyinergikan kegiatan ini, BUMR dibagun dari kelembagaan di masyarakat desa. Ada 27 LMDH berbasis penguatan ekonomi masyarakat. LMDH tersebut nanti membangun koperasi, dari beberapa koperasi mendirikan BUMR, bekerja sama dengan PT Pagilaran,” kata Bambang.
Dalam mewujudkan pendirian BUMR ini pemerintah memberikan dukungan dari sisi budi daya. Direktorat Jenderal Perkebunan memberikan bantuan untuk petani berupa sarana produksi teh, sedangkan Dirjen Industri Agro memfasilitasi pembangunan pabrik, dan teknologinya dibantu UGM melalui PT Pagilaran.
Direktur Utama PT Pagilaran, Dr. Ir. Rahmat Gunadi, M.Si., mengatakan kerja sama yang digagas tiga pihak yakni pemkab, Perhutani dan UGM, merupakan wujud pengelolaan hutan dengan melibatkan masyarakat yaitu dengan bentuk pendirian BUMR.
”Beberapa saat yang lalu, Bupati Pekalongan mengundang kami untuk kerja sama yang sudah dituangkan dalam MoU yang telah dilaksanakan Pemkab Pekalongan dengan Perum Perhutani yang diwakili administratur KPH Pekalongan. Kemudian pada saat itu kita menawarkan sebuah konsep kerja sama dan tetap melibatkan masyarakat yang mengelola hutan,” kata Rahmat.
Rahmat menjelaskan pada pelaksanaan BUMR, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) akan membentuk organisasi bisnis. Dengan mengelola lahan seluas 1.000- 2.000 hektare maka omzet dari BUMR tersebut diharapkan dapat mencapai 150 miliar rupiah.
”Ini beda dengan plasma di Kaliboja, petani jual kepada PT. Pagilaran. Kalau BUMR petani punya pabrik sendiri dan diolah sendiri, dan manfaat dibagi bersama sesuai jumlah kepemilikan,” jelasnya.
Sementara itu, Wakil Rektor bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., menambahkan dengan kerja sama ini maka UGM sebagai universitas kerakyatan memiliki kontribusi lebih banyak baik di bidang pertanian, skema perkebunan inti rakyat, penelitian-penelitian dan riset. Belum lagi yang turun langsung bekerja sama dengan para petani yang menjadikan UGM tahu persis bagaimana kondisi pertanian, bagaimana masalah-masalah pertanian khususnya teh dan lain-lain tanaman.
“Dengan difasilitasi perhutani ini UGM akan lebih berkontribusi dan mampu mewujudkan jati dirinya sebagai universitas kerakyatan,” imbuhnya.
Dalam kegiatan Kick of pendirian BUMR di Desa Gunungsurat, Kecamatan Paninggaran, Kabupaten Pekalongan ini juga dilakukan penyerahan pohon teh kepada petani. Selain itu, dilakukan pula penanaman aneka tanaman pohon oleh sejumlah pejabat dan masyarakat. (Humas UGM/ Agung)