Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Dr. Abdurrahman Mohammad Fachir, menyebutkan politik luar negeri bebas aktif yang digagas oleh proklamator Mohammad Hatta yang dianut Indonesia sejak merdeka hingga saat ini masih relevan.
Hal tersebut ditegaskannya saat menyampaikan pidato kunci dalam konvensi Meninjau 70 Tahun Politik Bebas Aktif Indonesia, Rabu (5/9) di Balai Senat UGM.
Dalam forum tersebut dia menyampaikan kondisi dunia saat ini mengalami banyak perubahan. Indonesia saat ini tidak lagi ‘mendayung diantara dua karang’, tetapi di antara banyak karang. Kendati demikian, disampaikan Fachir, politik luar negeri bebas aktif yang dianut Indonesia tetap relevan dengan situasi saat ini.
“Banyak teori yang tidak jalan, tatanan yang berubah, tetapi politik luar negeri bebas aktif masih relevan,” katanya.
Fachir mengatakan politik bebas aktif masih relevan dalam upaya memajukan kepentingan nasional. Selain itu, juga berperan dalam mewujudkan perdamaian dunia.
“Kita harus bangga politik bebas aktif ini bisa beradaptasi dan bertahan di tengah berbagai perubahan dunia, menjawab tantangan yang ada, serta menjadi jembatan teoretis akademis dengan realitas di lapangan,” ucapnya.
Menurutnya, prinsip politik luar negeri bebas aktif ini tidak akan pudar. Namun, akan terus berkontribusi dan selalu menjadi bagian dari solusi atas persoalan bangsa-bangsa dengan mengedepankan pendekatan win-win solution.
Pada kesempatan itu, Fachri juga meminta pada para mahasiswa untuk tidak lagi memperdebatkan relevansi politik bebas aktif. Namun, diharapkan bisa membawa konsep ini pada tahapan selanjutnya yakni dikembangkan pada tatanan akademis yang nantinya bisa berkontribusi dalam dunia internasional.
“Harapannya UGM bisa selalu konsisten menyalakan semangat Pancasila dan politik bebas aktif pada mahasiswa dan masyarakat luas” katanya. (Humas UGM/Ika; foto:Firsto)