Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM bekerjasama dengan Koninklijke Instituut voor Land, Taal, en-Volkenkunde dan Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya UGM pada hari ini Senin 12 Desember 2005 menyelenggarakan seminar internasional berjudul “Rethinking Indonesia Historiography†di Ruang Grha Sido Luhur, Hotel Santika, Yogyakarta.
Menurut Dr. Aris Arif Mundayat Kepala Pusat Studi Sosial Asia Tenggara (PSSAT) UGM, konferensi ini bertujuan untuk menyediakan forum bagi para akademisi yang bergelut dengan kajian historiografi Indonesia. Melalui diskusi-diskusi ini, diharapkan muncul gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan baru tentang historiografi Indonesia. “Selain itu, dalam konferensi ini diharapkan membahas isu-isu kritis yang belum banyak dikaji sehingga mampu merumuskan cara-cara alternative dalam memandang dan memahami sejarah Indonesia,†ungkap pak Aris.
Konfrensi Internasional ini menghadirkan akademisi dan praktisi dari berbagai negara, diantaranya Belanda, Australia, Amerika Serikat, Inggris dan Indonesia. Para peserta tersebut memiliki latar belakang disiplin yang beragam sehingga mampu memberikan warna yang berbeda dalam melihat sejarah Indonesia. “Konferensi ini menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan merupakan konferensi tertutup karena bertujuan menciptakan suasana diskusi yang intensif dan bermanfaatâ€, ujar pak Aris.
Ditambahkan dosen Jurusan Anthropologi FIB UGM ini, para peserta membahas beragam topik tentang historiografi Indonesia. Diantaranya mengkaji masalah identitas dan kebangsaan, politik masa lalau dan masa kini, masalah sejarah lisan dan historiografi Indonesia, buku teks sejarah dan militerisasi sejarah Indonesia, penggunaan foto dan video dalam sejarah Indonesia, kehidupan sehari-hari dan kehidupan buru dalam sejarah sosial Indonesia dan tentang pahlawan nasional.
Seminar Internasional yang berlangsung sampai 14 Desember 2005 ini, disebut Pak Aris beberapa pembicara yang hadir antara lain: (i) Dr. Adrian Vickers, Indonesianis asal Australia yang sedang melakukan studi mengenai historiografi Indoneisa. Dia telah lama bergelut tentang historiografi, sejarah dan pemitosan Bali. (ii) Gerry van Klinken, ahli Indonesia yang berasal dari Australia bergelut pada sejarah Katolik dan politik etnis di Indonesia. (iii) Harry Poeze, adalah ahli sejarah Indonesia dan penulis biografi Tan Malaka. (iv) Henk Schulte-Nordholt, adalah ahli sejarah modern Indonesia, khususnya pada kekerasan dan kriminalitas. (v) Fridus Steijlen, adalah ahli sejarah Indonesia yang menggunakan metode sejarah lisan. (vi) Jean Gelman Taylor adalah ahli sejarah Indonesia yang telah mendalami sejarah hubungan antar ras dan suku di masa colonial. (vii) Asvi Warman Adam, sejarawan LIPI yang telah banyak menulis di Koran dan bergelut pada usaha pelurusan sejarah Indonesia. (vii) Bambang Purwanto, sejarawan UGM yang bergelut di bidang sejarah ekonomi dan sejarah kota. Dalam kesempatan ini, ia juga menyuarakan pendapatnya dalam polemik seputar pelurusan sejarah Indonesia. (Humas UGM)