
Direktorat Kemahasiswaan (Dirmawa) UGM melakukan penyambutan Kontingen Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 pada Senin malam (10/9) di Balairung UGM. Penyambutan ini diselenggarakan sebagai apresiasi atas keberhasilan para kontingen tersebut memperoleh gelar juara umum PIMNAS ke-31.
Dr. R. Suharyadi, M.Sc., Direktur Kemahasiswaan UGM, menyatakan para kontingen telah membuat seluruh sivitas akademika UGM menjadi bangga. “Dari jajaran rektorat, para dosen, mahasiswa, hingga alumni bangga dengan pencapaian kalian,” ujarnya.
Rasa bangga itu, menurut Suharyadi, merupakan suatu hal yang wajar mengingat usaha dari para kontingen. “Perjalanan yang dilalui kontingen hingga bisa mengangkat trofi yang bernama Adhikarta Kertawidjaya ini, tidaklah singkat dan mudah,” ungkapnya.
Ia menceritakan bahwa para kontingen ini sudah berjuang sejak setahun lalu ketika mulai menyusun proposal Pekan Karya Ilmiah Mahasiswa (PKM). “Pada tahap ini UGM mengirim sebanyak 700 proposal untuk diseleksi agar bisa melanjutkan penelitian selanjutnya oleh Dikti,” tuturnya.
Selanjutnya, lanjut Suhrayadi, sebanyak 227 proposal yang dikirimkan mahasiswa UGM lolos untuk melanjutkan penelitiannya. Akhirnya, setelah melalui tahap seleksi monitoring dan evaluasi, terpilih 13 tim dari UGM yang dinyatakan berhak untuk mengikuti PIMNAS ke-31 di Universitas Negeri Yogyakarta pada 29 Agustus – 1 September lalu.
Suhardi menyatakan jumlah tim dari UGM yang lolos PIMNAS kali ini menjadi yang paling sedikit jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. “Jumlah ini membuat berbagai pihak di UGM kala itu menjadi pesimis untuk merebut gelar juara umum yang tiga tahun terakhir diraih Universitas Brawijaya,” ungkapnya.
Ketiga belas tim tersebut dikumpulkan dalam kegiatan bootcamp di Salatiga pada 12-14 Agustus untuk mendapatkan pembekalan secara intensif. Suharyadi menyebutkan bahwa kegiatan itu menjadi titik balik perjuangan para kontingen itu.
“Dalam bootcamp sinergi antara dosen pembina, pembimbing, pendamping, serta mahasiswa mulai diperkuat, di sini pulalah strategi mulai disusun,” tuturnya.
Hal ini dibenarkan oleh Dr. Med. Indwiani Astuti, salah satu Dosen Pembina PKM UGM. Ia mengungkapkan bahwa bootcamp tersebut menjadi momen ketika komitmen berbagai pihak yang terlibat mulai tampak keseriusannya.
“Salah satu contohnya dosen pembina. Saya bisa bilang mereka gila. Semua kegiatan mereka tinggalkan. Bahkan, ketika ditinggal bus ke Salatiga, mereka menyusul sendiri dengan motor,” sebutnya.
Indwiani juga menyebutkan bahwa para mahasiswa juga tidak kalah semangatnya. Ia sebut mereka sebagai anak yang menjengkelkan. “Kalian susah kalau diajari, namun pada titik itu kalian tidak menyerah walau sudah tidak sedikit air mata yang kalian keluarkan. Bahkan, akhirnya kalian mampu berdiri dan maju,” paparnya di depan para kontigen.
Puncaknya, pada malam penutupan PIMNAS ke-31, UGM diumumkan meraih gelar juara umum. Ketika itu, Indwiani menceritakan bahwa ganti dirinya yang meneteskan air mata karena terharu dengan pencapaian anak-anak yang dididiknya itu.
“Kalian berhasil melesat dari urutan ke 12 dalam jumlah tim kontingen, menjadi peringkat 1 untuk mengangkat trofi juara umum,” seru wanita yang akrab disapa simbah oleh para kontingen itu.
Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., selaku Rektor UGM, mengucapkan rasa terimakasihnya atas usaha dari para kontingen yang disebutnya sebagai pasukan elit ini. Ia berharap pencapaian ini bisa menjadi pelajaran untuk menatap gelaran PIMNAS pada tahun-tahun mendatang.
“Kekompakan dan sinergi yang terjalin pada tahun ini, mari terus dipertahankan sampai tahun-tahun mendatang. Sehingga, trofi Adhikarta Kertawidjaya tetap pula bertahan di UGM pada tahun-tahun mendatang,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)