
Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM menyelenggarakan ‘Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan dan Integrasi Sistem Layanan UMKM berbasis on-line’ pada Rabu (5/9) lalu di Ruang Sidang I, Gedung Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat.
Kegiatan ini diikuti 40 peserta yang terdiri dari beberapa dinas dan instansi pemerintah yang menangani UMKM, BNI, Mirota Kampus, perwakilan BUMDes dan desa di DIY, para pelaku UMKM binaan UGM. Selain itu, hadir pula dari UGM yakni Direktorat PUI, DSSDI dan beberapa dosen UGM.
Prof. Irfan Dwidya Prijambada, Direktur DPKM UGM, menyampaikan bahwa FGD ini terselenggara sebagai upaya UGM menjalankan salah satu mandat tridarma perguruan tinggi, yakni pengabdian kepada masyarakat. “Tujuannya agar UGM turut serta dalam menciptakan kemandirian usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM),” ujarnya.
Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) telah melaksanakan pelayanan, pembinaan, dan pendampingan terhadap permasalahan yang dihadapi oleh UMKM. Permasalahan tersebut antara lain kurangnya inovasi dalam pengembangan dan mutu produk, kurang tersedianya modal yang mendukung keberlanjutan usaha, serta belum terjangkaunya akses pemasaran baik secara konvensional maupun on-line.
“Diperlukan sinergi penta-helix yang meliputi perguruan tinggi, pemerintah, perbankan, pebisnis, dan masyarakat agar mempercepat tercapainya fungsi pelayanan,” ungkap Prof. Irfan.
Oleh karena itu, DPKM UGM mengembangkan Sistem Informasi dan Manajemen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (SIMENUG). Sistem ini merupakan sebuah layanan terpadu bagi masyarakat luas yang bergerak di bidang UMKM berbasis website dan android.
“SIMENUG didedikasikan untuk memberikan pendampingan bagi berkembangnya UMKM yang menjadi mitra dan berafiliasi dengan UGM untuk menyelesaikan permasalahan tadi. Hal ini sebagai wujud komitmen UGM dalam menjalankan darma pengabdian,” ungkapnya.
Irfan menyebutkan dengan memanfaatkan SIMENUG, para pelaku UMKM dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraannya. Hal itu karena SIMENUG akan mempermudah terbangunnya jejaring dan sinergi penta-helix tadi. Dengan demikian, risiko kegagalan UMKM akan menurun karena road map pengembangan dan pengelolaannya sudah tersusun agar siap untuk bersaing dengan pasar global.
Selain itu, melalui SIMENUG, pelaku UMKM, petani, dan peternak dari berbagai daerah dapat bertukar informasi, permasalahan dengan mudah melalui smartphone mereka. Hal itu akan meningkatkan wawasan, pengetahuan, keterampilan mereka dalam pengelolaan proses produksi dan tata niaga usaha.
Saat ini, menurut Prof. Irfan, target awal pengembangan SIMENUG adalah basis data seluruh UMKM binaan UGM. Tujuannya adalah agar para pelaku UMKM bisa bertransaksi antar mereka sehingga mendorong pemasaran domestik dan pasar ekspor.
Irfan menyebutkan SIMENUG hadir untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0. “Secara khusus, SIMENUG juga dapat menjadi salah satu alat untuk mewujudkan ‘one stop service in developing SME as dynamic and sustainable enterprise’ oleh UGM,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)