Lebih dari 200 orang pedagang pasar Beringharjo dan tukang becak yang biasa mangkal di kawasan Malioboro, Kamis (15/12/05) mendapat pelayanan kesehatan gigi gratis. Sejak pagi mereka berdatangan ke Beteng Vredenburg, tempat dilaksanakannya kegiatan tersebut. Hal tersebut dikemukakan dr. Tri Widiati, M.Sc selaku Ketua Tim Medis Pengabdian Masyarakat LustrumIX FKG UGM.
“Macam-macam penyakit gigi dan mulut yang dikeluhkan oleh pasien dadakan, yang sebagian besar dari kalangan bawah itu. Antara lain, gigi kerowok, gusi bengkak, gigi ompong, rahang terasa senut-senut, atau gigi goyah dan kotorâ€, kata bu Tri.
Menurutnya, sebagian besar keluhan para pedagang Beringharjo dan abang becak Malioboro itu mendapatkan penanganan. Kasus yang terbanyak adalah pencabutan gigi biasa, penambalan gigi, dan pembersihan karang gigi.
“Sedangkan untuk kasus-kasus sulit, mereka dirujuk ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Fakultas Kedokteran Gigi UGM atau rumah sakit terdekat. Misalnya, kasus gigi bawah yang terpendam dan harus dioperasi, atau sisa akar gigi yang sudah tertutup gusi, dsbâ€, ujar bu Tri.
Lebih jauh bu Tri mengungkapkan, suasana pelayanan kesehatan gigi gratis, dibuat santai lewat iringan lagu-lagu pop dan dangdut. Ini dimaksudkan untuk mencairkan ketegangan para pasien. Di bawah tenda yang disekat-sekat menjadi ruang-ruang praktek, para pedagang dan tukang becak itu ditangani oleh Tim Medis Pengabdian Masyarakat dalam rangka Lustrum IX FKG UGM.
“Kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian FKG UGM terhadap masyarakat sekitar, terutama dari kalangan kurang mampu. Memang tidak seperti lazimnya, kegiatan pengabdian ditujukan untuk warga di pelosok desa. Kali ini FKG UGM memilih obyek pengadian di tengah-tengah kota. Sebab, disana pun ternyata banyak warga yang perlu disantuniâ€, lanjut bu Tri.
Lebih dari itu, kata bu Tri, pengabdian ini dimaksudkan sebagai ajang promosi kesehatan gigi dan mulut. Jadi ditekankan pula fungsi edukasinya. “Dengan begitu diharapkan masyarakat lebih peduli terhadap pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Sebab, pencegahan (preventif) jauh lebih mudah dan murah ketimbang tindakan perawatan (kuratif)â€, tegas bu Tri.
Bu Tri juga menambahkan, peringatan Lustrum IX UGM tahun ini diisi berbagai kegiatan, diantaranya sikat gigi missal 3000-an siswa yang mendapatkan Rekor MURI, lomba karya ilmiah mahasiswa se-Indonesia, Ceramah Ilmiah (Ceril) yang mendatangkan pembicara dari Jepang, Belanda, dan Malaysia, Malam Reuni Akbar, dll. Rencananya, kegiatan lustrum akan ditutup dengan upacara dan pidato lustrum, serta peresmian RSGM FKG UGM pada 29 Desember nanti. (Humas UGM)