Laut dan perikanan menjadi tema utama dari Lustrum XI FTP UGM. Dalam salah satu rangkaian acara yang diselenggarakan Selasa (18/9) di Grha Sabha Pramana UGM, panitia menyediakan 9 macam kuliner olahan ikan yang siap untuk dinikmati para peserta acara. Tidak tanggung-tanggung, jumlah ikan yang diolah untuk acara ini mencapai 1,3 ton.
“FTP memiliki komitmen untuk pengembangan pangan dan agroindustri, termasuk hasil-hasil perikanan. Komitmen ini dibuktikan dengan acara hari ini dan kita akan menikmati 1,3 ton ikan laut yang dimasak oleh 30 chef ternama sebagai salah satu cara memasyarakatkan konsumsi ikan yang bergizi dari laut kita sendiri,” ucap Dekan FTP UGM, Prof. Dr. Eni Harmayani.
Sajian yang dihidangkan dalam acara ini cukup bervariasi, mulai dari sup kuah kuning, ikan grill filet, asam manis bumbu bali, telur ikan pepes, sup tomyam, mangut, pepes, cumi goreng, hingga ikan bakar. Makanan ini dinikmati oleh lebih dari 2 ribu tamu undangan serta peserta yang berasal dari kalangan sivitas akademika UGM serta berbagai mitra dari kalangan bisnis maupun pemerintahan.
Eni menuturkan masyarakat perlu dibiasakan untuk mengonsumsi produk pangan yang lebih sehat. Produk-produk perikanan, ujarnya, perlu dikonsumsi secara rutin karena mengandung protein tinggi serta kandungan lainnya yang dapat meningkatkan kesehatan masyarakat.
“Mudah-mudahan acara ini menjadi langkah awal pengembangan sumber daya kelautan sebagai sumber kesejahteraan bangsa di masa depan,” imbuhnya.
Sajian kuliner boga bahari ini dihidangkan usai acara kuliah umum dengan tema “Laut Masa Depan Bangsa” yang menghadirkan Kepala Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Syarief Widjaja.
Dalam kesempatan ini, Syarief yang hadir menggantikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, berbicara mengenai upaya-upaya yang telah dan sedang dilakukan oleh pemerintah, khususnya melalui KKP, untuk mengoptimalkan potensi kelautan dan perikanan Indonesia.
“Saat melantik Bu Susi beberapa tahun yang lalu, Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa laut adalah masa depan bangsa. Ini kalimat yang sederhana tapi pemikirannya sangat mendalam karena laut mempunyai dimensi teritorial dan ini adalah wilayah yang harus kita jaga,” ujarnya.
Sebelum dijajah oleh bangsa Eropa, Indonesia cukup disegani di mata dunia karena memiliki wilayah laut yang strategis dengan kekuatan maritim yang besar. Meski demikian, sejak masuknya VOC perhatian Indonesia digeser untuk lebih berfokus pada kontinental, dan setelah kemerdekaan pun pemerintah Indonesia lebih banyak menuangkan perhatian pada pembangunan di darat.
“Untuk waktu yang lama negara kita seperti tertidur karena wilayah yang besar tidak dikelola secara maksimal. Tapi dalam beberapa tahun terakhir kita mulai mengatasi satu per satu persoalan dan ketika dijalankan dengan konsisten, dampaknya sangat luar biasa,” terang Syarief.
Di akhir pemaparannya, ia menyampaikan beberapa pesan dari Susi Pudjiastuti kepada generasi muda Indonesia untuk menjaga kebersihan laut Indonesia, terutama dari sampah plastik, menjaga keberlanjutan sumber daya laut Indonesia dari berbagai eksploitasi, serta mengawal kedaulatan laut Indonesia.
“Selain itu, mari kita gemar memakan ikan supaya sehat, cerdas, dan kuat,” ucapnya.
Berbarengan dengan acara kuliah umum dan festival makan ikan, FTP juga menghadirkan 50 UMKM lokal yang bergerak di bidang pangan untuk meramaikan pameran. Sebagian besar peserta pameran merupakan mitra serta kelompok binaan dari FTP. Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)