• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat

Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat

  • 19 September 2018, 14:55 WIB
  • Oleh: Satria
  • 3070
Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat
Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat
Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat
Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat
Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat
Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat

Australian Government dan The Asia Foundation menyelenggarakan diskusi publik bertajuk ‘Inklusi Sosial : Jembatan Menuju Indonesia Setara Semartabat’ pada Sabtu (15/9) di Selasar Barat FISIPOL UGM. Bekerja sama juga dengan FISIPOL UGM, diskusi ini bertujuan untuk memaparkan sejauh mana Program Peduli, yang diinisiasi oleh Kementrian Koordinator bidang Pembangunan Manusia Kebudayaan (KEMENKO PMK), berjalan.

Erman Rahman, Direktur The Asia Foundation, mengungkapkan bahwa terdapat tiga hal penting yang perlu diperbaiki dalam mengatasai masyarakat marginal. Tiga hal tersebut pulalah yang mendorong Program Peduli dirancang.

“Program Peduli dirancang untuk memperbaiki 3 hal, antara lain penerimaan sosial dari warga masyarakat sekitar, akses pada layanan dasar (pendidikan, kesehatan, status kependudukan), bagaimana   adanya   kebijakan   pemerintah   yang   dapat   dimiliki   oleh   kelompok-kelompok marginal,” papar Erman.

Erman menyebutkan sejumlah kelompok masyarakat marginal yang dijangkau Program Peduli, yakni masyarakat adat dan lokal terpencil yang tergantung pada sumber daya alam; korban diskriminasi, intoleransi dan kekerasan berbasis agama dan kepercayaan; korban pelanggaran berat HAM masa lalu;  orang dengan disabilitas; anak dan remaja rentan yang dibagi menjadi anak yang menjalani masa pidana penjara, anak yang menjadi korban eksploitasi seksual, anak buruh migran; serta transpuan (waria).

Menurut Sheila Kartika, Program Owner Program Peduli, alasan di balik pemilihan kelompok-kelompok marginal tersebut karena sesuai dengan pilar – pilar yang ada di Program Peduli. “Beberapa kelompok tersebut dipilih oleh Program Peduli untuk dipandu karena mereka dianggap populasi tertinggi sebagai masyarakat marginal dan paling rentan dalam menghadapi stigma atau eksklusi di masyarakat serta diskriminasi,” tuturnya.

Sheila menekankan bahwa hal paling mendasar yang menyulitkan kelompok marginal adalah sulitnya mendapatkan   akses   status   kependudukan . Hal itu yang   kemudian   menyulitkan   mereka   dalam beraktivitas. “Itulah mengapa Program Peduli membantu mereka dalam mendapatkan status kependudukan,” tegasnya.

Peserta diskusi mengapresiasi terselenggaranya diskusi dengan tema semacam ini. Salah satunya seperti yang diungkapkan Aurora Abel. Ia berharap dengan adanya diskusi ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap kelompok marginal.

Abel mengungkapkan salah satu kelompok marginal yang ia rasa paling dekat dengan masyarakat adalah orang dengan disabilitas. “Mereka tidak memiliki akses penuh terhadap fasilitas publik, contohnya saja di kampus ini. Fasilitas di kampus ini, menurutku, belum ramah dengan orang – orang yang menyandang disabilitas,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

Berita Terkait

  • Upaya Meningkatkan Semangat Inklusi Sosial Masyarakat

    Wednesday,19 September 2018 - 14:55
  • UKM Peduli Difabel Persembahkan Harmoni Inklusi 2019

    Monday,02 December 2019 - 15:59
  • Inklusi Pajak Persiapkan Generasi Muda Taat Pajak

    Thursday,12 October 2017 - 20:20
  • Seminar PAUD-Inklusi: ”Tumbuh Kembang Anak dalam Indahnya Keberagaman”

    Wednesday,10 June 2009 - 16:13
  • Mahasiswa UGM Juara 1 Kompetisi Inklusi Keuangan OJK RI

    Wednesday,10 November 2021 - 5:43

Rilis Berita

  • Sebagai Pilar Keempat Demokrasi, Pers Harus Independen 09 February 2023
    Kondisi saat ini memperlihatkan banyak persoalan yang sedang dialami insan pers. Terlebih menghad
    Agung
  • Psikolog UGM Bagikan Tips Atasi People Pleaser 09 February 2023
    People pleaser menjadi istilah yang kerap digunakan masyarakat untuk melabeli seseorang yang tida
    Ika
  • FH UGM Gelar Konferensi Internasional Soal Problem Hukum di Era Pasca Pandemi 09 February 2023
    Program Studi Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada menggelar konferensi intern
    Gusti
  • UGM Jamin Tidak Ada Mahasiswa Berhenti Kuliah Karena Persoalan Biaya 09 February 2023
    Universitas Gadjah Mada berkomitmen mendukung para mahasiswa untuk dapat menjalani perkuliahan hi
    Satria
  • Pukat UGM Sesalkan Kemunduran Pemberantasan Korupsi di Indonesia 08 February 2023
    Peneliti Pusat Kajian AntiKorupsi (Pukat) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yuris Rezha Kur
    Gusti

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual