Penelitian yang dilakukan Dra. Wisjnu Martani, SU menyimpulkan, remaja berbakat dalam mengekspresikan keberbakatannya dalam bentuk akademis dipengaruhi oleh faktor intrapersonal (faktor yang ada di dalam diri individu) dan faktor lingkungan. Hal ini dikatakannya saat menempuh ujian doktor hari Jum’at 16 desember 2005 di ruang seminar Sekolah Pascasarjana UGM.
Kesimpulan penelitian yang dilakukan Wisjnu mengatakan, faktor intrapersonal yang paling berperan bagi pencapaian prestasi akademis remaja berbakat adalah faktor kemandirian. Remaja berbakat menurutnya memiliki taraf kemandirian yang tinggi, sehingga mereka tanpa diminta oleh orangtua, guru ataupun teman sebaya sudah belajar sendiri. Sementara itu, faktor lain yang berperan dalam pencapaian prestasi akademis adalah dukungan teman sebaya. Kata dosen Fakultas Psikologi UGM ini, suatu hal yang menarik adalah antara dukungan teman sebaya dengan prestasi akademis remaja berbakat arah hubungannya negatif, jadi semakin besar dukungan teman sebaya maka semakin kecil (tidak bagus) prestasi akademisnya. “Artinya bagi remaja berbakat dukungan teman sebaya tidak diarahkan pada kegiatan akademis, karena bagi remaja berbakat teman sebaya merupakan competitor. Remaja berbakat membutuhkan dukungan sebaya adalah untuk kebutuhan-kebutuhan yang bersifat non-akademisâ€, ujar Sekretaris Pusat studi Perencanaan dan Manajemen Pendidikan Tinggi tahun 1999-2003.
Lebih lanjut, Wisjnu Martani menyarankan bahwa faktor kemandirian mempunyai peran yang paling besar dalam pencapaian prestasi akademik umum maupun bidang matematika dan ilmu pengetahuan social. Oleh karena itu, dia berharap dalam penyusunan program pengembangan remaja berbakat disekolah, factor kemandirian perlu diperhatikan, misalnya dengan menerapkan model pembelajaran independent learning. Disamping itu, disarankan pula untuk dilakukan pengubahan cara guru mengajar, agar menyesuaikan dengan karakteristik siswa, khususnya siswa yang termasuk berbakat. “Masih perlu dilakukan kajian lanjut faktor yang berperan dalam pencapaian akademis remaja berbakat yang berprestasi di bawah kemampuan (underachiever) dan pada remaja yang tidak termasuk dalam katagori berbakat, sehingga dapat dirancang program pengembangan yang lebih akurat dan sesuai dengan kebutuhan merekaâ€, ungkap sekretaris Bagian Psikologi Perkembangan, Fakultas Psikologi UGM periode 1993-1996 dan 1996-1999 dalam sarannya (Humas UGM).