• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Dilema Sektor Pertanian dalam Arus Zaman

Dilema Sektor Pertanian dalam Arus Zaman

  • 24 September 2018, 14:06 WIB
  • Oleh: Satria
  • 2651
  • PDF Version
Dilema Sektor Pertanian dalam Arus Zaman

Fakultas Pertanian (Faperta) UGM menyelenggarakan Seminar Hasil Penelitian VIII pada Sabtu (22/9) di Auditorium Prof. Harjono Danoesastro UGM. Seminar ini bertujuan untuk meningkatkan publikasi di bidang pertanian, mewujudkan riset pertanian yang berkesinambungan, mendorong peneliti untuk memperbanyak riset yang aplikatif, serta merealisasikan cetak biru riset untuk kebijakan pemerintah.

Seminar ini terbagi ke dalam dua sesi. Sesi pertama merupakan seminar yang dipresentasikan keynote speaker. Lalu sesi kedua, presentasi makalah hasil pertanian di kelas-kelas kecil.

Prof. Ir. Benito Heru Purwanto, M.Agr.Sc., Ketua Departemen Tanah Faperta UGM yang hadir sebagai keynote speaker, menyatakan saat ini dunia telah memasuki masa internet of things. Hal itu ditandai dengan penggunaan teknologi berbasis jaringan yang mampu memotong jarak antar manusia, tidak terkecuali bidang pertanian.

Internet of things dalam bidang pertanian, sebut Heru, biasa disebut dengan Agriculture 4.0. Tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap-tahap sebelumnya dalam bidang pertanian, sama seperti revolusi industri.

“Pada Agriculture 1.0, kerja padat karya baru digencarkan untuk meningkatkan hasil pertanian. Agriculture 2.0, ditandai dengan green revolution, yakni pemanfaatan teknologi untuk pertanian . Agriculture 3.0, mulai dikembangkan precision farming yang memanfaatkan global positioning system (gps) untuk meningkatkan akurasi dari mesin pertanian. Lalu, munculah Agriculture 4.0 yang melanjutkan precision farming dengan penggunaan big data yang memanfaatkan internet,” ujarnya.

Heru menyatakan bahwa perkembangan ini diperlukan melihat kondisi kehidupan manusia di dunia. “Populasi manusia global semakin meningkat, beriringan dengan peningkatan kebutuhan hasil pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kuantitas serta kualitas pertanian, diperlukan modernisasi,” ungkapnya.

Akan tetapi, menurut Heru, hal itu mendapat beberapa hambatan untuk serta merta dijalankan. Ia menyebutkan hambatan tersebut berupa semakin berkurangnya lahan produktif, perubahan iklim, serta permasalahan sosial manusia.

Hal itu dibenarkan oleh keynote speaker lainnya, yakni Prof. Dr. Dedi Nursyamsi, M.Agr., Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian. Ia menyebutkan permasalahan berkurangnya lahan disebabkan meningkatnya arus konversi lahan. “Setiap tahun, setidaknya sekitar 96.500 hektare lahan dikonversi,” ungkapnya.

Sementara permasalahan perubahan iklim, menurut Dedi, sektor pertanianlah yang paling dirugikan. Kesimpulan tersebut didapatnya ketika melihat sumber daya untuk pertanian yang semakin terbatas, tetapi sektor ini masih juga disalahkan atas meningkatnya emisi Gas Rumah kaca (GRK) penyebab perubahan iklim.

Faktanya, Dedi menyebutkan, sumbangan emisi GRK oleh sektor pertanian masih di bawah sektor energi dan kehutanan. Padahal di sisi lain, lanjutnya, sektor pertanianlah yang paling krusial karena menyangkut kehidupan manusia.

“Sebelum NKRI harga mati, pangan harga mati. Sebelum pangan, pertanian harga mati. Pertanian memble, NKRI juga memble. Sebaliknya, pertanian kuat, NKRi juga kuat !” tegasnya.

Oleh karena itu, Dedi menyebutkan beberapa strategi untuk menyelamatkan sektor pertanian. Hal itu yakni ekstensifikasi, intensifikasi, menahan arus konversi lahan, dan adaptasi. Ia memaparkan bahwa ketiga strategi awal yang disebutkan merupakan proses, sementara strategi yang disebut terakhir merupakan tujuan.

“Dengan memanfaatkan teknologi sekarang, strategi tersebut dapat dijalankan. Ini merupakan salah proses adaptasi sektor pertanian terhadap perkembangan zaman,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

Berita Terkait

  • TINGKATKAN KETAHANAN NASIONAL, FORMULASIKAN KEBIJAKAN MIKRO DAN MAKRO

    Monday,07 March 2005 - 11:46
  • Menjelang Hari Pangan Sedunia: Perlu Perubahan Mindset

    Sunday,11 October 2009 - 14:47
  • 43,4 % Penduduk Bekerja di Sektor Pertanian

    Monday,20 February 2012 - 20:00
  • KESEMPATAN EMAS BANGKITNYA PERTANIAN

    Thursday,01 September 2005 - 12:29
  • UGM-Pemkab Blora Jalin Kerja Sama

    Friday,17 March 2017 - 16:58

Rilis Berita

  • STP UGM Raih Penghargaan Internasional 20 May 2022
    Universitas Gadja
    Gusti
  • Mahasiswa UGM Borong Medali dan Penghargaan dari Kompetisi Tingkat ASEAN 19 May 2022
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, kembali m
    Satria
  • Promosikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua ASEAN 19 May 2022
    Geliat mempromosikan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua ASEAN belakangan ini menguat ke
    Agung
  • Mahasiswa UGM Gelar Forum Mahasiswa Untuk Pilih Rektor Baru 19 May 2022
    Mahasiswa mengadakan acara “Forum Mahasiswa UGM: Memilih Rektor Periode 2022-2027” ya
    Ika
  • UGM Press Terbitkan Buku Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik 19 May 2022
    UGM Press menerbitkan buku berjudul “Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik“
    Gloria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual