Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyambut baik penyelenggaraan kegiatan Inkubasi Bisnis Soprema 2018 untuk Sociopreneur Muda oleh YouSure, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Kegiatan ini telah mendukung program pemerintah dalam menumbuhkan minat generasi muda dalam bidang kewirausahaan.
“Keberadaan teman-teman dengan bisnis sosial adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan, bagaimanapun memang jangkauan dari pemerintah ada batasnya, ada area-area yang pemerintah tidak bisa menjangkau,” ujar Asisten Deputi, Kewirausahaan Pemuda, Imam Gunawan, di Gedung Bulaksumur B, Fisipol UGM, Selasa (25/9) saat berlangsung pembukaan Gelaran Inkubasi Bisnis Soprema 2018.
Imam Gunawan mengaku banyak faktor menjadi kendala dalam upaya menumbuhkan kewirausahaan sosial. Bukan karena tidak memiliki resources, namun pemerintah terkadang terbatas dalam ide.
Meski begitu, kadang memiliki ide, namun miskin pakar sehingga kreativitas yang dihasilkan tidak terlalu tinggi. Belum lagi soal inovasi-inovasi, tentu sangat jauh dari yang dimiliki para mahasiswa yang tergabung di Soprema.
“Keberadaan teman-teman para calon wirausaha sosial amat penting karena sebagai penguat elemen. Ada beberapa elemen penguat yang kita tahu, pemerintah, masyarakat atau komunitas, semakin kuat komunitas mencirikan semakin modern sebuah negara karena yang tidak modern adalah serba sentralistik,” katanya.
Imam Gunawan menuturkan boleh-boleh saja seseorang mengembangkan kewirausahaan yang tidak berbasis sosial untuk kepentingan individu atau diri sendiri. Namun, di ujung kesuksesan usaha pasti muncul pertanyaan terkait pemaknaan akan usaha yang dilakukan.
“Itu pilihan, di ujung tingkat kesuksesan pasti muncul pertanyaan keberhasilan usaha ini untuk apa? Saat ini tidak sedikit fakta memperlihatkan banyak kesuksesan-kesuksesan yang bersifat individual, namun gagal dalam memaknai dari keberadaannya,” katanya.
Oleh karena itu, kata Imam Gunawan, wirausaha sosial berkaitan dengan nilai kehidupan. Tentunya sebaik-baik manusia, ia akan bermakna jika bermanfaat untuk sesamanya.
Untuk itu, dampak dari sebuah kegiatan wirausaha kemudian menjadi tolok ukur. Dari usaha yang dibangun, seberapa kemanfaatannya dan eksistensi sebagai manusia bermanfaat tidak untuk orang lain.
“Menjadi seorang enterpreneur yang kapitalistik dan invidualis bisa, namun kemudian bertanya-tanya untuk apa sih kesuksesan ini? Di sinilah mulai aspek-aspek kemanusiaan, aspek-aspek sosial kemasyarakatan, aspek memberikan kehidupan, aspek memberdayakan sesama menjadi ukuran kesuksesan,” tuturnya.
Imam Gunawan menandaskan tolok ukur keberhasilan perusahaan zaman sekarang adalah ketika perusahaan berhasil melibatkan lingkungan setempat. Perusahaan dikatakan suskes jika sudah berdampak pada masyarakat.
“Salah satu keberhasilan nilai sosiopreneur, jika sisi material berdampak atau memberi kemudahan, memberikan makna kehidupan, kita sukses tapi juga mampu menyukseskan orang lain,” tandasnya.`
Rangkaian gelaran Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) 2018 yang diiikuti 37 peserta ini dilaksanakan selama 2 hari, 25-26 September 2018 di kampus Fisipol UGM dan University Club Hotel UGM. Kegiatan Soprema 2018 diawali dengan program inkubasi bisnis bagi para sociopreneur dari berbagai provinsi di Indonesia.
Sebanyak 37 peserta inkubasi bisnis Soprema 2018 berasal dari Sulawesi, Maluku, Sumatera, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Jawa. Peserta program inkubasi bisnis ini seluruhnya merupakan finalis Soprema dan kompetisi sociopreneur lain di tahun sebelumnya.
Dekan Fisipol UGM, Dr. Erwan Agus Purwanto, M. Si., berharap melalui program inkubasi ini dapat mengakselerasi pertumbuhan bisnis kewirausahaan sosial di seluruh penjuru Indonesia. Para peserta dapat mengembangkan bisnisnya secara intensif dan optimal sehingga mampu memberikan dampak sosial yang lebih besar bagi masyarakat.
Disamping belajar dan berlatih para peserta dapat mengembangkan bisnis wirausaha sosial yang telah digeluti. Dengan kegiatan ini mereka dapat memperluas jejaring dengan sesama peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
“Ini menjadi wujud kontribusi positif dunia akademik dalam berpartisipasi menyelesaikan persoalan sosial yang dihadapi pemuda Indonesia. Soprema UGM 2018 merupakan medium untuk mendorong penciptaan dan pengembangan gagasan-gagasan pemuda dalam mewujudkan kesejahteraan di Indonesia, siapa tahu dari sini akan muncul seperti bukalapak, tokopedia dan lain-lain,” kata Erwan saat membuka kegiatan Soprema 2018. (Humas UGM/ Agung)