Universitas Gadjah Mada dan Universitas Yamagata, Jepang telah lama menjalin kerja sama. Untuk semakin memantapkan kerja sama tersebut, Wakil Rektor Yamagata University Jepang, Prof. V.P Hironori Yasuda, beserta rombongan melakukan kunjungan ke UGM
Kunjungan diterima Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni, Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M., di ruang sidang Majelis Wali Amanat, Selasa (9/10). Tampak hadir Prof. Keitaro Tawaraya, Prof. Katsumi Senyo, Prof. Yoshimune Nonomura dan Shintaro Miura serta dosen-dosen kluster agro UGM.
Hironori Yasuda mengaku senang dengan kerja sama yang berlangsung selama ini, terutama dengan Fakultas Pertanian UGM. Dengan kunjungan ini ia berharap bisa membuka luas kerja sama-kerja sama dengan bidang ilmu lain, misalnya dengan Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM.
“Setelah ini kita semua berharap akan banyak siswa Jepang yang belajar di UGM dan jika memungkinkan kerja sama ini membuka program double degree,” katanya.
Pendapat senada disampaikan Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM. Menurut Paipurna kunjungan ini akan mampu meningkatkan kerja sama pendidikan, penelitian dan pengabdian serta pertukaran mahasiswa dan staf pengajar.
“Dengan joint research tentu memberi dampak lebih baik termasuk juga untuk publikasi. Dengan kerja sama akan berdampak pada kemajuan kedua universitas,” ungkap Paripurna.
Kepala Subdirektorat Kerja Sama Internasional UGM, I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D., menyatakan Yamagatha University telah memiliki kerja sama cukup lama dengan UGM, terutama terkait dengan pertanian. Kerja sama tersebut dalam bentuk riset dan pertukaran mahasiswa.
“Tidak sedikit dosen dan mahasiswa UGM yang terbiasa dalam program pertukaran ini akhirnya memiliki peluang untuk melanjutkan S2 atau S3 dengan beasiswa dari Yamagata,” katanya.
Made Andi Arsana menandaskan untuk saat ini yang akan dilakukan adalah meningkatkan arus kedatangan mahasiswa Yamagatha University kuliah di UGM. Ini sesuai dengan keinginan UGM untuk meningkatkan jumlah mahasiswa internasional melalui berbagai skema.
Selain itu, katanya, UGM dan Universitas Yamagata ingin memperluas kerja sama. Jika dahulu hanya terbatas bidang pertanian, kini pihak Yamagata University mulai melirik bidang ilmu teknik.
“Setidaknya sudah dimulai dengan mereka melakukan kunjungan lalu presentasi dengan mahasiswa-mahasiswa dari fakultas yang berbeda sehingga harapannya banyak orang akan lebih tahu,” katanya.
Made Andi Arsana menuturkan alumni UGM dari Universitas Yamagata sekitar 100 orang. Banyaknya alumni UGM yang lulus dari Yamagata University ini tidak lepas dari hubungan yang baik Indonesia dan Jepang selama ini.
Kerja sama UGM sendiri dengan Jepang secara umum sangat tinggi. Tercatat UGM memiliki sekitar 60 institusi di Jepang yang sudah diajak bekerja sama.
“Peta kerja sama dengan Jepang paling ramai dan paling padat. Ini tidak lepas dari sejarah yaitu kita mempunyai ikatan sejarah yang kuat. Selain itu, juga dalam hal budaya yang relatif lebih cocok karena sama-sama Asia sehingga banyak yang dari UGM belajar kesana,” tuturnya. (Humas UGM/ Agung; foto: Firsto)