UGM menerjunkan tim tanggap bencana untuk membantu penanganan korban gempa di beberapa daerah terdampak gempa dan tsunami di Provinsi Sulawesi Tengah.
Ada sekitar 41 tenaga medis yang diterjunkan, di antaranya meliputi dokter umum, dokter bedah umum, dokter spesialis penyakit dalam, dokter anak, dokter orthopedi, serta tim forensik, gizi, serta perawat. Sebagian besar dari tim medis yang diberangkatkan berasal dari RSUP dr. Sardjito.
“Sementara ini yang kita kirimkan adalah untuk pelayanan kesehatan dan need assesment untuk tim berikutnya terjun,” ujar Kasubdit Pelayanan Masyarakat yang membawahi DERU UGM, Nanung Agus Fitriyanto, Ph.D, Selasa (9/10).
Nanung memaparkan sebagian tenaga medis ditempatkan di RS Bayangkara Palu untuk menghidupkan kembali rumah sakit yang dipenuhi ratusan korban meninggal dunia dan membuka kembali pelayanan pasien. Sementara itu, sebagian tenaga medis lainnya ditempatkan di Puskesmas Morowola.
Selain menerjunkan tenaga medis, Nanung menuturkan bahwa UGM juga bersiap untuk menerjunkan mahasiswa untuk KKN penanganan bencana. Tim ini rencananya akan ditempatkan di Kabupaten Sigi untuk mendukung upaya penanganan bencana di beberapa titik di kabupaten tersebut.
“Eksekusi KKN penanganan bencana bisa dimungkinkan di Kabupaten Sigi. Ini masih terus berkembang,” paparnya.
Untuk penanganan bencana di Sulawesi Tengah, tim Disaster Response Unit (DERU) bersinergi dengan relawan KAGAMA Care yang juga telah melakukan asesmen serta penyaluran bantuan.
“Tim KAGAMA Care sejak Sabtu pagi ada di Palu, ada 5 orang untuk melakukan asesmen. Hari Kamis ini akan ada 15 orang lagi yang diberangkatkan dari Jogja,” tutur Sulastama Raharja.
Dari hasil asesmen yang dilakukan, tim ini kemudian mendirikan posko utama di Desa Lolu, Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi. Dalam beberapa waktu mendatang, layanan posko akan diperluas hingga menjangkau Desa Jonooge dan Desa Sidera bahkan hingga mencapai kebupaten lainnya.
“Jangkauan layanan posko sementara ini Desa Lolu. Ke depan dapat diperluas sesuai kemampuan,” ucapnya.
Hingga saat ini, tim KAGAMA Care telah mulai menyalurkan bantuan, utamanya berupa bahan pokok, melalui posko tersebut. Selain itu, para relawan juga terus melakukan asesmen untuk mengidentifikasi kebutuhan di lapangan untuk menyusun program lanjutan bekerja sama dengan berbagai pihak terkait.
Program lanjutan ini, ujar Sulastama, akan dirancang serupa dengan program yang telah dikerjakan di Lombok, yang di antaranya meliputi rehabilitasi fasilitas publik, pendirian klinik dan sekolah darurat, melakukan upaya trauma healing, serta berbagai program untuk membangun kembali pariwisata yang menjadi penggerak perekonomian masyarakat.
“Kita akan duplikasi yang di Lombok,” katanya. (Humas UGM/Gloria)