International Atomic Energy Agency (IAEA) menyelenggarakan International Symposium on Communicating Nuclear and Radiological Emergencies to the Public pada 1-5 Oktober 2018 di Vienna International Centre (VIC), Wina, Austria. Simposium ini bertujuan untuk mempromosikan komunikasi yang efektif kepada publik terkait kedaruratan radiologi dan nuklir.
Dengan 382 peserta dari 90 negara, kegiatan ini juga menjadi ajang pertukaran pengalaman dan ilmu dari berbagai belahan negara di dunia. Hal itu agar memperluas jaringan para stakeholders terkait komunikasi publik terkait nuklir. IAEA mengundang para ahli di bidang nuklir, media dan generasi muda untuk turut serta dalam acara bergengsi tersebut.
Dua mahasiswa UGM, yaitu Iqbal Azis Romadhon (Fisika 2014) dan Luqman Hasan Nahari (Teknik Nuklir 2016) terpilih untuk menjadi salah satu peserta simposium tersebut. Mereka berkesempatan mengikuti secara langsung seluruh rangkaian acara sebagai representatif generasi muda profesional nuklir masa depan.
Kesempatan ini dimanfaatkan kedua mahasiswa tersebut untuk belajar dan melihat perspektif terkait komunikasi yang baik dan efektif kepada publik dalam bidang kedaruratan radiologi dan nuklir. Para keynote speakers yang memaparkan materinya berasal dari berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Finlandia, Cina, Jepang, Perancis, Israel, Maroko, Argentina, Belanda, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat perwakilan organisasi yang menghadiri dan memberikan materi pada acara tersebut, seperti World Health Organization (WHO), IAEA, Organization for Economic Co-operation and Development Nuclear Energy Agency (OECD NEA), International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC), Russian Federation, European Commision, dan sebagainya.
Iqbal juga turut mempresentasikan paper dengan judul Communicating the Clarity in Indonesian Community through Social Media Platform: YouTube yang merupakan kolaborasi dengan Riskha Adelia Nurinda (Teknologi Industri Pertanian ‘14) dan Priscillia Asoka (Ilmu Komunikasi ‘15). Paper tersebut berhasil lolos dan ia berkesempatan untuk mempresentasikannya dalam bentuk interactive poster pada Rabu (3/10) lalu.
“Salah satu output dari paper tersebut adalah video yang membahas tentang mitos dan rumor terkait energi nuklir di Indonesia yang dapat diakses melalui link berikut: ugm.id/CNREP2018. Antusiasme dan tanggapan balik dari paper tersebut sangat disambut baik,” papar Iqbal.
Iqbal dan Luqman berharap setelah mengikuti acara ini, keduanya dapat berkontribusi kepada masyarakat Indonesia terkait ilmu yang telah diperoleh. “Semoga kami dapat berjasa dalam bidang kedaruratan radiologi dan nuklir untuk dapat dibagi dan diaplikasikan secara nyata di Indonesia kedepannya,” pungkas Iqbal. (Humas UGM/Hakam)