• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Memahami Konflik Halmahera Dari Sudut Pandang Mimesis René Girard

Memahami Konflik Halmahera Dari Sudut Pandang Mimesis René Girard

  • 11 Oktober 2018, 15:56 WIB
  • Oleh: Agung
  • 3322
Memahami Konflik Halmahera Sudut Pandang Mimesis René Girard

Konflik Halmahera tepatnya di wilayah Malifut terjadi pada tahun 1999. Dampak dari konflik tersebut hingga saat ini masih terasa dalam kehidupan masyarakat.

Masyarakat masih hidup dalam suasana penuh kecurigaan dan hal ini berakibat bisa memunculkan kembali konflik yang pernah terjadi. Oleh karena itu, mengkaji konflik Halmahera dengan menggunakan pemikiran Mimesis René Girard diharapkan dapat menemukan secara mendasar penyebab konflik.


"Guna menemukan penyebab mendasar konflik tersebut maka pemikiran Mimesis René Girard dipakai untuk menganalisis konflik tersebut," ucap Ebin Eyser Danius, di Fakultas Filsafat UGM, Kamis (11/10).

Dosen Program Studi Filsafat Keilahian, Universitas Hein Namotemo ini mengatakan hal itu saat menempuh ujian terbuka Program Doktor Fakultas Filsafat UGM. Wakil Rektor I Universitas Hein Namotemo Juni 2016 - November 2016 ini mempertahankan disertasi berjudul Konflik Halmahera Dalam Perspektif Pemikiran Mimesis René Girard.

Analisis konflik Halmahera di Malifut berdasarkan pemikiran Mimesis René Girard adalah tidak tuntasnya proses relokasi masyarakat suku Makian ke wilayah Malifut. Ketidaktuntasan tersebut membuat masyarakat suku Makian mengalami kegamangan antara menetap di Malifut atau kembali ke pulau Makian.

Ebin menuturkan dengan kondisi tersebut maka  menciptakan gap antara suku Makian dengan suku Pugu yang merupakan penduduk asli. Akibat dari ketidaktuntasan ini pula memunculkan persoalan tanah dan sebagai dampaknya adalah persaingan dalam memperebutkan tanah.

"Perebutan tanah dengan berbagai isu di dalamnya menguatkan identitas yang pada gilirannya menghasilkan persaingan yang berujung pada konflik dan kekerasan," katanya.

Tidaktuntasnya relokasi masyarakat Makian ke Malifut, kata Ebin, juga membuka peluang bagi politisi lokal untuk memperlihatkan pengaruh mereka. Perjuangan-perjuangan dalam identitas kesukuan membuat ikatan yang seharusnya dijalin antar masyarakat dalam wilayah Malifut tidak terjadi.

Ikatan tersebut justru terjadi di luar masyarakat. Akibatnya terjadi peningkatan ketegangan dalam kehidupan bersama di Wilayah Malifut.

"Dengan demikian maka konflik Malifut merupakan akumulasi dari berbagai situasi yang muncul akibat proses relokasi yang dilakukan pemerintah," terangnya.

Analisis pemikiran Mimesis René Girard terhadap konflik Halmahera juga memperlihatkan terjadinya peningkatan persaingan yang menjadi konflik dengan kekerasan dikarenakan tidak berjalannya mekanisme kambing hitam. Penyaluran persaingan yang muncul sebagai akibat dari hasrat mimesis tidak menemukan wadah yang mampu meredakan ketegangan dan persaingan yang terus-menerus terjadi antara kedua suku tersebut.

Konflik pertama terjadi pada bulan Agustus 1999, kedua suku tidak menemukan cara untuk meredakan ketegangan dalam persaingan. Tidak adanya wadah membuat persaingan terjadi kembali dalam intensitas yang semakin tinggi.

Akibatnya, pada Oktober 1999 konflik dengan kekerasan terjadi. Berbagai faktor yang mendukung terjadinya konflik menjadikan kedua suku tidak menemukan pihak yang dapat disalahkan dan dalam hal ini keduanya dinilai menutup diri dari upaya menemukan solusi.

"Hal ini dapat terjadi karena adanya akumulasi dari berbagai faktor yang membuat kedua suku melihat bahwa jalan satu-satunya untuk menyelesaikan persoalan mereka adalah melalui konflik dengan kekerasan. Pertimbangan itu dapat diamati ketika identitas menguat yang menjadikan perbedaan semakin nyata," tandas Ebin. (Humas UGM/ Agung)

Berita Terkait

  • UGM Galang Kerja Sama dengan Pemkab Halmahera Timur

    Thursday,03 March 2011 - 16:58
  • Mempertimbangkan Agency Cost Dalam Pengendalian Konflik Keagenan

    Tuesday,02 October 2007 - 8:51
  • Meredam Konflik di Kawasan Pertambangan

    Thursday,23 November 2017 - 13:49
  • Pakar UGM Bicara Spirit Doll dari Sudut Pandang Kebudayaan

    Tuesday,11 January 2022 - 11:55
  • Prof Budi Hartono Dikukuhkan Sebagai Guru Besar

    Wednesday,05 October 2022 - 8:12

Rilis Berita

  • RSA UGM Terima Penghargaan PPKM Award dari Menkes 02 June 2023
    Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM terus berkomitmen tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan
    Gusti
  • Universitas Gadjah Mada di Top 50 Dunia pada THE Impact Rankings 2023 01 June 2023
    Universitas Gadjah Mada (UGM) masuk dalam jajaran 50 perguruan tinggi terbaik dunia yang memberik
    Satria
  • Minim, Pemda Yang Mampu Susun RPPLH Sesuai Target 01 June 2023
    Percepatan industri telah menghasilkan berbagai dampak lingkungan. Salah satu isu yang banyak dip
    Satria
  • Rektor UGM: Hari Lahir Pancasila Jadi Momentum Refleksikan Nilai Luhur Pancasila 01 June 2023
    UGM melaksanakan upacara peringatan Hari Lahir Pancasila, Kamis (1/6) di halaman Balairung UGM. U
    Ika
  • Berharap Pemilu Aman Tanpa Residu Polarisasi dan Konflik Sosial 31 May 2023
    Keinginan presiden memastikan Pemilu serentak 2024 dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan
    Agung

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual