• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Tantangan Manusia di Era Revolusi Industri 4.0

Tantangan Manusia di Era Revolusi Industri 4.0

  • 16 Oktober 2018, 08:38 WIB
  • Oleh: Satria
  • 19184
  • PDF Version
Tantangan Manusia di Era Revolusi Industri 4.0

“65 persen manusia sekarang tidak mengetahui nantinya memiliki profesi seperti apa. Di sisi lain, 75-375 juta manusia di dunia juga terancam beralih profesi di era Revolusi Industri (RI) 4.0 ini,” tutur Prof. Dr. Catur Sugiyanto, M.A., Guru Besar FEB UGM.

Penuturan Catur tersebut ia sampaikan dalam Seminar Nasional dan Call for Papers Revolusi Industri 4.0 pada Sabtu (13/10) di Auditorium Merapi, Fakultas Geografi UGM. Seminar yang diselenggarakan Himpunan Mahasiswa Pascasarjana (HMP) UGM ini mengangkat tema ‘Peran Akademisi dalam Menghadapi Tantangan Era Revolusi Industri 4.0’.

Tujuan tema tersebut diangkat, menurut Ahmad Rayhan, S.H., ketua panitia seminar ini, disebabkan perkembangan industri yang sudah demikian pesat. Sementara akademisi posisinya semakin tersingkir karena tidak banyak yang bisa memanfaatkannya. “Oleh karena itu, penting bagi akademisi untuk menyikapi tantangan ini sekarang,” ujarnya.

Acara terbagi ke dalam dua sesi, yakni seminar nasional dan pemaparan naskah paper terpilih yang nantinya akan diterbitkan. Catur menjadi salah satu pembicara seminar bersama dengan I Made Andi Arsana, Ph.D., Kepala Kantor Urusan Internasional UGM. Selain itu, dalam seminar juga dihadirkan keynote speaker, yakni Ir. Herry Abdul Aziz, M.Eng., Staf Ahli Kominfo Bidang Teknologi.

Catur menyoroti masalah semakin tersingkirnya posisi manusia dalam industri karena RI 4.0 ini. Masa hidup perusahaan semakin pendek, kebanyakan lebih dahulu mati atau digantikan usaha baru. Akibatnya, seperti yang dinyatakan Catur di awal maka tenaga kerja juga harus siap berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya.

Made menimpali hal ini disebabkan karena karakteristik era RI 4.0, yakni big data, internet of things, cloud computing, dan cognitive computing. Semua karakteristik tersebut bermuara pada terciptanya cyber physical system atau yang dikenal sebagai robotisasi yang mulai banyak digunakan di Industri.

“Banyak pekerjaan manusia mulai digantikan dengan mesin. Tenaga manusia menjadi komoditas sekunder karena penggunaan mesin lebih menguntungkan,” ucapnya.

Menurut Made, jika sudah sampai ke tahap ini, manusialah yang perlu melakukan adaptasi. Hal itu dapat dilakukan dengan peningkatan skill terhadap teknologi itu sendiri. “Jadi kita harus belajar lagi, skill tidak terbatas bidang. Orang sosial bisa saja lebih paham teknologi daripada orang teknik” sebutnya.

Made menyebutkan bahwa tujuan pendidikan adalah keterbukaan pikiran. Ia berpesan untuk memegang satu hal dalam era ini. “Hal yang perlu dipertahankan adalah nilai, bukan tradisi. Tidak masalah ruang dan waktu sudah berubah, tapi esensi kudu tetap,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

 

Berita Terkait

  • Tantangan Manusia di Era Revolusi Industri 4.0

    Tuesday,16 October 2018 - 8:38
  • Tantangan Buruh di Era Revolusi Industri 4.0

    Tuesday,30 April 2019 - 11:53
  • Pengembangan Konektivitas Jaringan Nirkabel Kunci Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat 5.0

    Tuesday,01 December 2020 - 13:47
  • Apoteker dan Tantangan Revolusi Industri 4.0

    Monday,21 October 2019 - 13:16
  • Upacara Bendera Isi Peringatan Hardiknas di UGM

    Wednesday,02 May 2018 - 13:17

Rilis Berita

  • STP UGM Raih Penghargaan Internasional 20 May 2022
    Universitas Gadja
    Gusti
  • Mahasiswa UGM Borong Medali dan Penghargaan dari Kompetisi Tingkat ASEAN 19 May 2022
    Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem (TPB) Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, kembali m
    Satria
  • Promosikan Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Kedua ASEAN 19 May 2022
    Geliat mempromosikan fungsi bahasa Indonesia menjadi bahasa kedua ASEAN belakangan ini menguat ke
    Agung
  • Mahasiswa UGM Gelar Forum Mahasiswa Untuk Pilih Rektor Baru 19 May 2022
    Mahasiswa mengadakan acara “Forum Mahasiswa UGM: Memilih Rektor Periode 2022-2027” ya
    Ika
  • UGM Press Terbitkan Buku Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik 19 May 2022
    UGM Press menerbitkan buku berjudul “Antioksidan dalam Penanganan Sindrom Metabolik“
    Gloria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual