Badan Penerbit dan Publikasi (BPP) UGM menyelenggarakan The 1st International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC 2018) pada Jumat hingga Sabtu, 19-20 Oktober 2018 di Eastparc Hotel Yogyakarta.
Digelar sebagai bagian dari konferensi ilmiah tahunan UGM, konferensi ini menghadirkan platform akademis bagi peneliti untuk mempresentasikan riset terkini mereka serta memaparkan teknologi serta arah baru di bidang bioinformatika, bioteknologi, serta teknik biomedis.
“Para pembicara yang hadir akan memperkaya konferensi ini dengan berbagai wawasan mengenai tren-tren baru. Konferensi ini juga menjadi kesempatan bagi para peneliti untuk bertemu dan berinteraksi secara akademis,” ujar Ketua Penyelenggara BioMIC 2018, Dr. Tri Rini Nuringtyas.
Konferensi ini terbagi ke dalam 5 simposium, yaitu Bioinformatics and Biological Data Mining symposium, Biomedical Science and Engineering symposium, Biomolecular and Biotechnology symposium, Drug Development and Nutraceutical symposium, serta Genetic Resources and Uses symposium.
Rini memaparkan, meski baru diadakan untuk pertama kalinya, BioMIC 2018 mendapatkan respon yang baik dari peneliti di beberapa negara, terbukti dari jumlah pendaftar sebanyak 138 orang dari 8 negara, di antaranya dari Rumania, Australia, Jepang, dan Malaysia.
“Makalah yang kami terima dan dipresentasikan dalam konferensi ini akan dipublikasikan dalam beberapa jurnal ilmiah,” imbuhnya.
Wakil Rektor UGM Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D, mengutarakan bahwa pengembangan pendekatan multidisiplin menjadi konsekuensi yang harus diambil untuk menjawab berbagai persoalan yang semakin kompleks. Perkembangan teknologi, misalnya, memungkinkan terciptanya sarana-sarana baru untuk melakukan penelitian di bidang kesehatan, sehingga kolaborasi di antara para peneliti diperlukan untuk mencari solusi terbaik.
“Pendekatan multidisiplin dapat meningkatkan kompetensi dan mendorong kita untuk dapat berkontribusi lebih banyak, tidak hanya bagi ilmu pengetahuan tetapi juga pada kemanusiaan pada umumnya,” terangnya.
Hari pertama BioMIC diisi dengan sesi pleno yang diisi oleh Prof. Jun-Ya Kato dari Division of Biological Science, Nara Institute of Science and Technology, Jepang, Prof. Masahiko Hatano, MD, PhD. Dari Department of Biomedical Science‚ Graduate School of Medicine‚ Chiba University, Jepang, serta Dr. Piergiorgio Gentile dari Newcastle University, Inggris. Selain itu, diadakan pula dua sesi paralel dari kelima simposium yang diisi oleh para pakar dari dalam maupun luar negeri.
Sedangkan pada hari kedua, kembali diadakan sesi pleno yang menghadirkan Prof. Vinod Chandran dari Computer vision dan Medical Imaging, QUT, Australia, Dr. Pascal Montoro dari Centre de Coopération Internationale en Recherche Agronomique pour le Développement (CIRAD), Perancis, serta Prof. Shri Mohan Jain dari Department of Agricultural Sciences, University of Helsinki, Finlandia, yang kemudian juga dilanjutkan dengan simposium. (Humas UGM/Gloria)