Program pengabdian masyarakat berbasis teknologi tepat guna yang mengusung tema Aplikasi Teknologi Poliploid dalam Pengembangan Sentra Kacang Tanah Lurik di Desa Depokrejo, Ngombol, Purworejo, Jawa Tengah telah masuk tahap akhir program di bulan Oktober ini. Tim pengabdian masyarakat yang diketuai oleh Dwi Umi Siswanti, S.Si.,M.Sc. ini disamping melakukan program pendampingan budi daya kacang lurik di Desa Depokrejo, juga berbagi pengetahuan tentang produk pasca panen berbahan kacang lurik.
“Pada 16 Oktober lalu tim sudah menggelar workshop produk pasca panen dan penyampaian hasil program pengabdian masyarakat,”papar Dwi Umi Siswanti, Rabu (24/10).
Workshop yang dilakukan antara lain berupa pelatihan pengolahan, pengemasan dan pelabelan kacang tanah lurik serta praktik pembuatan brownis kacang lurik dan mochi kacang lurik. Para peserta sangat antusias mengikuti workshop ini dan berniat memproduksi makanan berbahan kacang lurik untuk dipasarkan di Biomart Fakultas Biologi UGM.
Dwi menegaskan bahwa produksi kacang lurik lebih baik dibandingkan dengan kacang tanah biasa. Hal ini bisa dilihat dari jumlah polong per individu maupun jumlah biji yang lebih banyak.
“Kacang lurik bahkan mengandung antosianin,”urainya.
Seperti diketahui, Fakultas Biologi UGM turut andil mengembangkan inovasi kacang tanah lurik unggul yaitu salah satu kultivar dari kacang tanah yang memiliki corak lurik pada kulit bijinya.
Melalui program Teknologi Tepat Guna (TTG) yang dicanangkan oleh Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Fakultas Biologi UGM menawarkan teknik pengembangan kacang lurik unggul dengan metode induksi kolkisin. Tujuannya adalah agar dihasilkan produk kacang tanah lurik yang berbeda dengan kacang tanah pada umumnya yaitu memiliki ukuran yang lebih besar dan rasa yang lebih manis serta terdapat corak lurik yang unik dan menarik. Masyarakat Desa Depokrejo menjadi salah satu mitra Fakultas Biologi UGM agar dapat membantu terwujudnya pengembangan benih unggul tersebut karena tanah di daerah tersebut sangat potensial untuk ditanami kacang tanah lurik ini. (Humas UGM/Satria)