
Pusat Keamanan, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (PK4L) UGM menyelenggarakan workshop bertajuk “Penguatan dan Sinergitas Implementasi K3L di Lingkungan Kampus” pada Rabu (24/10) di University Club UGM.
Diikuti perwakilan 23 universitas dari seluruh Indonesia, workshop ini membekali para pelaksana K3L dengan materi terkait berbagai aspek keselamatan serta tata kelolanya di lingkungan kampus.
“Ada banyak aspek yang perlu diperhatikan terkait K3, baik dari segi sumber daya manusia maupun sarana dan prasarananya,” ucap Direktur Pengawasan Norma K3 Ditjen Binwasnaker & K3 Kemenaker RI, Drs. Herman Prakoso Hidayat, MM.
Dalam kesempatan ini, ia memaparkan bahwa kecalakaan kerja masih marak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, meski upaya sosialisasi terkait keamanan kerja sudah banyak dilakukan. Tahun 2016, ujarnya, angka kecelakaan kerja mencapai 101.367 kasus dengan 2.382 korban meninggal dunia, sementara di tahun 2017 jumlahnya naik menjadi 123.041 kasus dengan 3.173 korban meninggal dunia.
Kecelakaan kerja, menurutnya, bisa diantisipasi dengan memperhatikan aspek K3 secara seksama, termasuk di antaranya mengecek kelayakan prasarana serta peralatan yang digunakan secara berkala.
“Untuk membangun itu mudah, tapi merawatnya susah. Mohon pihak kampus memperhatikan sarana dan prasarananya, terutama dari sisi gedung yang rata-rata sudah cukup tua,” imbuh Herman.
Pelaksanaan K3, menurutnya, perlu disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perkembangan teknologi memberikan tantangan tersendiri bagi pelaksanaan K3, namun di sisi lain juga menghadirkan berbagai keuntungan melalui berbagai teknologi baru yang dapat diadopsi.
Selain memahami penggunaan teknologi, pelaksana K3 juga perlu memiliki kepedulian terhadap berbagai aspek K3, dimulai dari keselamatan diri sendiri.
“Minimal di lingkungan rumah kita terapkan. Di rumah kita perlu memiliki APAR, itu cukup penting untuk mengantisipasi kebakaran di lingkungan kita,” katanya.
Ia juga mengusulkan agar kampus dapat membekali mahasiswa dengan pelatihan ahli K3 umum. Hal ini dapat menjadi bekal yang berguna selepas mereka lulus dan menjadi nilai tambah untuk mencari pekerjaan.
Selain Herman, workshop ini juga menghadirkan beberapa pembicara lain yang akan memberikan materi selama 2 hari. Pada hari pertama, peserta memperoleh materi terkait sinergi keamanan dan K3 di lingkungan kampus, tata kelola limbah B3 dan K3 laboratorium, serta biosafety. Sementara itu, pada hari kedua materi yang disampaikan meliputi tanggap darurat dan siaga bencana, aspek legalitas dalam kecelakaan kerja di kampus, sanitasi dan higiene kantin kampus, sehat dan bugar di kampus, serta ergonomi perkantoran. (Humas UGM/Gloria)