Dikatakan Drs. Asmadi Alsa, SU banyak faktor yang mempengaruhi kemerosotan dunia pendidikan di Indonesia. Hampir semua komponen penyelenggaraan pendidikan, mulai dari kompetensi guru, proses pembelajaran, sistim ujian dan standar kelulusan, dinilai kurang mendukung terciptanya pendidikan yang berkualitas. “oleh karena itu wajar pula jika lulusannya kurang berkualitasâ€, ujar Asmadi saat ujian promosi doktor hari Kamis 19 Januari 2006 di ruang Pascasarjana UGM.
Salah satu komponen yang berdampak besar terhadap kualitas belajar siswa adalah proses pembelajaran. Kata dosen Fakultas Psikologi UGM ini, belajar berkualitas adalah belajar dengan melakukan regulasi diri, yaitu belajar dengan menjaga motivasi, meregulasi metakognisi, dan menggunakan strategi belajar, baik strategi kognitif maupun strategi mengelola lingkungan dan sumber daya. “Berdasar survey awal diketahui bahwa umumnya siswa SMA sanga rendah regulasi dirinya dalam belajarâ€, ujar promovendus dalam desertasi berjudul “Program Belajar, Jenis Kelamin, Belajar Berdasar Regulasi Diri, dan Prestasi Belajar Matematika Pada Pelajar SMA Negeri di Yogyakartaâ€.
Oleh karena itu, setelah dilakukan penelitian terhadap 74 siswa kelas akselerasi dan 112 siswa kelas regular di SMA Negeri 1, 3 dan 8 kota Yogyakarta, Asmadi berpendapat (i) regulasi diri siswa kelas akselerasi dalam belajar lebih tinggi dibandingkan regulasi diri siswa kelas regular. (ii) Tidak ada perbedaan regulasi diri dalam belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. (iii) Model regulasi diri dalam belajar yang dikemukakan Garcia dan Pintrich, yang menteorikan bahwa motivasi belajar tidak mempengaruhi prestasi belajar secara langsung, tapi harus melalui regulasi metakognitif dan strategi belajar, sesuai dengan struktur data prestasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1, 3 dan 8 di Yogyakarta. (iv) Regulasi diri dalam belajar berkorelasi positif dan signifikan dengan prestasi belajar matematika (HUMAS UGM).