Dikatakan pakar transportasi UGM Prof. Dr.-Ing.Ir. Ahmad Munawar, M.Sc, setelah pemberlakuan masa uji coba mulai tanggal 18 Februari 2008 lalu, Bus Trans Jogja dinilai memiliki daya tarik tersendiri di hati pelaku perjalanan. Dibandingkan dengan anggkutan umum lainnya, Bus Trans Jogja memiliki kelebihan, diantaranya nyaman, aman, tertib, harga tiket dan tepat waktu.
Evaluasi yang dilakukan UGM bersama Project HiLink, Kyushu University dan Pemerintah Provinsi DIY serta Pemkot Yogyakarta melalui survey wawancara menyebutkan, pengguna Bus Trans Jogja tidak hanya dilakukan pengguna angkutan umum saat ini, melainkan pula para pengguna kendaraan pribadi.
Hasil wawancara terhadap 360 responden (60 orang x 6 trayek) pada tanggal 18 & 19 Februari 2008 menyebutkan, 40% pengguna Bus Trans Jogja saat uji coba merupakan pengguna angkutan umum sebelumnya. Sedangkan, terbanyak 51% adalah pengguna sepeda motor. Bahkan 3% dari keseluruhan responden mengaku bila mereka biasanya menggunakan mobil pribadi.
“Dari pertanyaan mengenai kemungkinan menggunakan Bus Trans Jogja sesudah masa uji coba, hanya 3% yang menyatakan tidak, selebihnya menyatakan kadang-kadang (66%), sering (24%) dan selalu (7%). Yang cukup menarik adalah responden yang sebelumnya pengguna sepeda motor, setelah mencoba Bus Trans Jogja 16% menyatakan kedepan akan sering menggunakan Bus Trans Jogja dan 79% menyatakan kadang-kadang akan menggunakan sarana angkutan umum yang baru itu,†ungkap Prof. Ahmad Munawar, Jum’at (22/2) di kampus UGM.
Lebih tegas, kata Prof. Munawar, 3% pengguna sepeda motor menyatakan akan berpindah menggunakan Bus Trans Jogja. Jumlah ini (3%) jauh meningkat dibandingkan hasil survey sebelum uji coba, yaitu sebesar 1,7%.
“Dengan penuh harap, bahwa sesudah dikenakan tarif normal, pengguna Bus Trans Jogja tidak akan berkurang 50% dari saat masa uji coba,†harap Dosen Teknik Sipil FT UGM ini.
Terkait rencana pemberlakuan tiket berlangganan, kata Prof. Munawar, yang paling menarik adalah pemberlakuan tiket harian. Yaitu, tiket yang dapat dipergunakan sehari penuh, tanpa memandang berapa kali digunakan.
“49% dari keseluruhan responden minat dengan tiket berlangganan ini, disusul tiket bulanan (19%), tiket mingguan (14%),†ungkapnya lagi.
Pemberlakuan harga tiket Rp 1000 saat uji coba, sebagian besar responden (65%) menyatakan murah. Sementara untuk tiket normal (Rp 3000 untuk umum dan Rp 2000 untuk pelajar), 14 % responden menyatakan murah, 50% menyatakan cukup dan 36% menyatakan mahal.
Mengenai halte, sebagian besar menyatakan bentuk, fasilitas dan pelayanan sudah cukup baik. Hanya mengenai ukuran dan jumlah halte sebagian besar menyatakan kurang.
“Para responden juga memberikan usul-usul mengenai halte tambahan. Untuk pelayanan di bus, 94% responden menyatakan crew sudah cukup baik. Terkait mengeani penggunaan tiket, sebagian besar (95%) tidak mengalami kesulitan dalam penggunaan tiket,†lanjut Pak Munawar. (Humas UGM)