• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda

Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda

  • 28 Oktober 2018, 10:36 WIB
  • Oleh: Satria
  • 3773
Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda
Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda
Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda
Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda
Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda
Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda

 “Apakah pemuda Indonesia sudah melanggar sumpah pemuda ?” tanya Prof. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran, dan Kemahasiswaan UGM kepada peserta Konferensi Peringatan 90 Tahun Sumpah Pemuda di Balai Senat, UGM.

Pertanyaan tersebut ia lontarkan dalam sambutannya pada acara yang diselenggarakan Dewan Guru Besar UGM pada Sabtu (27/10). Djagal menanyakan hal itu setelah melihat kondisi pemuda Indonesia sekarang ini. Ia menyebutkan bahwa berdasarkan data dari beberapa lembaga riset, memang sebagian pemuda Indonesia dinyatakan sudah melanggar Sumpah Pemuda.

Lebih lanjut, Djagal memaparkan berdasarkan data dari Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas), ketahanan nasional Indonesia masuk dalam kategori kuning, dalam arti rawan. Hal itu karena beberapa gatra di dalamnya, seperti ketahanan ideologi, sosial budaya, politik, dan sumber daya alam juga dalam kategori kuning.

“Ada benang merah di sana, jika suatu bangsa tidak memiliki ideologi maka pandangan tentang sosial budaya, politik, serta SDA juga terancam,” jelasnya.

Sebagai solusi, Djagal memberi sebuah analogi tentang ikan. “Ikan yang seumur hidupnya berada di laut, ketika dimakan dagingnya tidak terasa asin karena ia memiliki sistem biofilter dalam tubuhnya. Pemuda Indonesia juga harusnya semacam itu, perlu sebuah biofilter agar pemuda Indonesia tetap mempertahankan sumpahnya baik sekarang atau 90 tahu lalu,” tuturnya.

Menurutnya, walaupun di era milenial seperti sekarang, idealisme pemuda Indonesia harus tetap sama jika mereka masih berkomitmen menjadi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Djagal menyatakan bahwa melalui acara ini biofilter itu dapat dirumuskan.

Sementara itu, Menteri Sekretasi Negara RI, Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc., menyatakan hal yang harus dilakukan sekarang tidak hanya mengulang kembali deklarasi yang dilantangkan 90 tahun lalu  itu. “Dulu, Sumpah Pemuda tidak hanya bermakna sebagai deklarasi saja. Namun, itu menjadi semangat yang membakar perjuangan, konsistensi, dan kolaborasi luar biasa bangsa Indonesia sehingga 17 tahun setelahnya bisa mencapai kemerdekaan,” ujarnya.

Pratikno menjelaskan bahwa rangkaian peristiwa dari Sumpah Pemuda hingga perjuangan revolusi Indonesia merupakan pertautan mimpi besar dan perjuangan besar, atau smart ideas dan smart execution. “Tanpa eksekusi yang tepat, tidak akan ada perubahan selama 90 tahun ini,” tegasnya.

Ia kemudian mencontohkan pemerataan pembangunan, membangun dari pinggiran, dan pengentasan kemiskinan sebagai smart ideas seperti Sumpah Pemuda. Lalu, pembangunan transportasi laut seperti tol laut yang menghubungakan tiap dermaga kecil di Indonesia, sebagai sebuah smart execution.

“Membangun konektivitas semacam ini juga merupakan salah satu eksekusi dari Sumpah Pemuda, jadi tidak cukup dengan berteriak bersatu saja,” terangnya.

Oleh karena itu, Pratikno mengingatkan para pemuda Indonesia untuk mengembangkan smart ideas dan smart execution dari Sumpah Pemuda sesuai konteks zaman sekarang. “Ambil inti sarinya, yakni mencintai, bangga, dan memperjuangkan persatuan Indonesia,” pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

Berita Terkait

  • Refleksi 90 Tahun Sumpah Pemuda

    Sunday,28 October 2018 - 10:36
  • Potret Sumpah Pemuda Mengkonstruksi Geopolitik Indonesia

    Monday,29 October 2018 - 14:58
  • Wujudkan Kedaulatan Bangsa Melalui Peran Pemuda

    Monday,28 October 2013 - 10:12
  • Pemuda Perlu Mendapat Dukungan Jaminan Kesejahteraan Sosial

    Saturday,30 October 2021 - 16:07
  • Kagama Virtual Memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-89

    Monday,30 October 2017 - 10:58

Rilis Berita

  • UGM Ajak Perguruan Tinggi Daerah Berkolaborasi Dukung Pembangunan Smart City di IKN 31 January 2023
    Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas G
    Gloria
  • Fenomena Perpajakan di Indonesia: Sentimen terhadap Pajak Positif tapi Kepatuhan Membayar Pajak Rendah 30 January 2023
    Mahasiswa Program Doktor Ilmu Psikologi UGM, Ika Rahma Susilawati, menulis disertasi berjudul &ld
    Gloria
  • 116 Tim Ikut Olimpiade Geografi Nasional di UGM 30 January 2023
    Sebanyak 116 tim dari sekolah SMP dan SMA dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti Olimpiade
    Gusti
  • UGM dan Pemprov Bengkulu Bahas Bengkulu Leadership Program 30 January 2023
    Untuk melahirkan penerus generasi muda Bengkulu yang berkualitas di masa depan, Gubernur Bengkulu
    Agung
  • Mahasiswa UGM Buat Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas 30 January 2023
    Mahasiswa UGM berhasil mengembangkan inovasi teknologi berupa aplikasi layanan ramah disabiltas y
    Ika

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual