Jabatan pranata laboratorium pendidikan (PLP) memegang peranan yang penting dalam pelaksanaan kegiatan Tridarma di Perguruan Tinggi. Di era revolusi industri yang ditandai dengan berbagai disrupsi, PLP dituntut untuk terus berkembang mengikuti perubahan zaman.
“Seorang PLP jangan sampai tidak mengikuti perkembangan zaman,” ujar Kasubdit Karier Tenaga Kependidikan Kemenristekdikti, Mulyono, Senin (29/10).
Hal ini ia sampaikan dalam Seminar Nasional bertajuk “Pranata Laboratorium Pendidikan Menuju Sertifikasi Kompetensi dalam Pengelolaan Laboratorium” yang berlangsung Senin dan Selasa, 29 dan 30 Oktober 2019 di Grha Sabha Pramana UGM.
Dalam kesempatan ini, ia memaparkan beberapa tantangan yang hadir dalam revolusi industri 4.0 yang diwarnai dengan big data, internet of things, artificial intelligence, cloud computing, serta penerapan teknologi lainnya. Perubahan ini, ujarnya, membawa isu tentang sumber daya manusia akibat pergeseran profesi yang menghapus berbagai pekerjaan lama dan memunculkan jenis-jenis pekerjaan baru.
Revolusi industri 4.0, lanjutnya, menuntut perguruan tinggi untuk berevolusi dengan mengembangkan program studi yang mendukung kebutuhan industri. Dalam evolusi ini, peran PLP cukup penting. Karena itu, PLP perlu memiliki kompetensi baik yang dibuktikan melalui uji kompetensi.
“Uji kompetensi PLP lebih pada mengukur kompetensi teknis karena untuk kompetensi manajerial serta sosial dan kultural sudah ada di dalam Sasaran Kinerja Pegawai,” terang Mulyono.
Ia menjelaskan, pelaksanaan uji kompetensi dilakukan oleh Kemenristekdikti baik secara terpusat ataupun diselenggarakan di tiap provinsi dalam waktu minimal dua kali dalam setahun. Pengujian ini bisa dilakukan melalui tatap muka ataupun secara daring, dengan pembagian materi 40% portofolio serta 60% tes tertulis.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng., yang membuka seminar ini mengutarakan bahwa seminar ini menjadi salah satu upaya UGM untuk mendukung profesi PLP agar bisa tumbuh berkembang serta memberikan manfaat yang lebih besar pada perguruan tinggi.
“Di UGM, laboratorium sangat penting untuk mendukung kinerja universitas. Laboratorium tidak cukup hanya memiliki peralatan yang canggih, tapi juga harus didukung oleh mereka yang mengoperasikan. Karena itu, PLP harus punya kompetensi seperti yang diharapkan,” tuturnya.
Seminar yang diadakan untuk yang ketiga kali ini diikuti oleh 325 peserta serta 95 pemakalah dari PTN serta PTS di seluruh Indonesia. Seluruh makalah yang dipresentasikan dalam seminar ini nantinya akan diterbitkan dalam bentuk proceeding, dan makalah-makalah terbaik akan dipublikasikan dalam Indonesia Journal Laboratory. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)