Ketika diadakan evalusi terhadap program kedelai hitam dan pemberian penghargaan petani berprestasi tahun 2005 di FTP UGM hari Kamis (27/1/2006), Prof. Dr. Ir. Mary Astuti, MS menyebut pada awal kegiatannya, tidaklah gampang mendapatkan petani yang bersedia untuk diajak kerjasama program tanam kedelai hitam. Selain merasa tidak berpengalaman, para petani menilai hasil tanam kedele hitam sedikit dan tidak memiliki pasar yang baik. Namun berkat sosialisasi yang dilakukan, maka di tahun 2003 di mulailah penanaman kedele hitam seluas 34 Ha di wilayah Sleman dan Bantul. Di tahun 2004 usaha ini mengalami peningkatan, pertambahan luas tanam menjadi 194 Ha, dan untuk wilayah Bantul sendiri 94 Ha. Ditahun 2005 total lahan menjadi 416,459 Ha, untuk DIY seluas 114,6 Ha. “Di tahun 2006 ini akan ada peningkatan jumlah lahan menjadi sekitar 650 Haâ€, ujar Mary Astuti.
Upaya kerjasama yang di bangun Universitas Gadjah Mada dengan PT. Unilever Tbk telah membuahkan hasil. Penelitian yang dilakukan ibu Setyastuti dkk memperoleh dua varietas kedele hitam lokal, yaitu Mallika dan Gama Mallika. Kedua varietas ini berbeda dengan kedele hitam Cikuray yang selama ini telah diketahui sebagai kedele hitam unggul nasional.
“Mallika sendiri telah diimplementasikan kepada petani kedele hitam sejak tahun 2003 di wilayah DIY terutama di Kabupaten Bantul, Trenggalek, Blitar, Nganjuk dan Jombang, sedangkan Gama Mallika saat ini masih diteliti lebih lanjutâ€, ujar dosen FTP UGM. Menurut Marry Astuti, ditemukannya varietas baru ini hasilnya cukup tinggi dan dapat dikembangkan oleh petani. Baginya, kedele hitam merupakan sumber antioksidan anthosidan snthosianin yang belum banyak diteliti di Indonesia. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi peneliti UGM untuk mengembangkannya. UGM sesungguhnya berharap adanya perubahan pola piker petani dari tidak peduli terhadap kualitas baik kualitas budidaya maupun kualitas pasca panen menjadi petani yang peduli utuh akan kualitas. “Petani yang berkualitas adalah petani yang mampu menanggulangi ancaman dari luar yaitu masuknya produk-produk impor yang berkualitas. UGM juga ingin berperan sebagai fasilitator yang menjembatani kebutuhan petani yaitu produk pertanian yang memenuhi persyaratan industri dan amanâ€, tambah bu Marry.
Selaku koordinator dari program tanam kedele hitam ini, Bu Marry berharap dengan adanya program pengembangan kedele hitam, lulusan UGM para sarjana baru terutama dari Fakultas Pertanian akan mendapatkan pengalaman dalam pembinaan kedele hitam di wilayah pedesaan dan benar-benar memahami kehidupan petani karena para asisten tersebut akan tinggal bersama petani minimal selama 6 bulan (Humas UGM).
dua varietas kedele hitam lokal Mallika dan Gama Mallika. Katanya, kedua varietas tersebut berbeda dengan kedele cikuray. Kedele yang selama ini diketahui sebagai kedele hitam unggul nasional.