
Tim Anggrek Fakultas Biologi UGM memberikan bimbingan teknis budi daya anggrek secara in vitro bagi kelompok Taruna Tani Kampung Flory Sleman.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan hasil kerja sama antara Bank Indonesia DIY dengan tim Anggrek Fakultas Biologi UGM di bawah koordinasi Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. Program yang dijalankan berupa sosialisasi kepada kelompok tani terkait bimbingan teknis dan demplot anggrek serta pengenalan budidaya anggrek secara in vitro pada bulan Oktober 2018 lalu.
“Program-progam ini dirancang untuk membekali kelompok tani dalam mempersiapkan usaha budidaya anggrek di Kampung Flory,” jelas Endang.
Kegiatan sosialisasi menghadirkan sejumlah narasumber yang menyampaikan pemaparan seputar budidaya anggrek. Beberapa diantaranya adalah Ir. Kadarso, M.P., menyampaikan materi tentang agrobisnis anggrek dan potensi anggrek hidroponik untuk budidaya anggrek perkotaan. Selanjutnya adalah Dr. Endang Semiarti, M.S., M.Sc. yang menyampaikan materi mengenai mengenal anggrek dan perbanyakan vegetatif serta generatif anggrek yang rencananya akan dipraktikkan oleh para peserta di Laboratorium Bioteknologi, Fakultas Biologi UGM.
Selain itu, juga menghadirkan Hj. Sri Suprihati Lestari, pemilik Titi Orchid, yang menyampaikan materi tentang pemeliharaan tanaman anggrek. Sebagai wujud apresiasi atas antusiasme peserta pematerian ini, Sri Suprihati memberikan anggrek kepada beberapa anggota kelompok tani untuk dikembangkan di greenhouse anggrek Kampung Flory.
Untuk mewujudkan Kampung Flory sebagai sentra budidaya anggrek di Kabupaten Sleman mulai skala hulu hingga hilir, Endang menyebutkan para anggota kelompok tani harus mengetahui cara budidaya secara in vitro. Mulai dari menabur biji anggrek hasil persilangan dan memperbanyak anggrek secara aseptis dalam botol kultur yang memerlukan pekerjaan di laboratorium.
“Hal ini diperlukan mengingat biji anggrek ukurannya sangat kecil, bahkan mikroskopis, tidak mempunyai cadangan makanan sehingga untuk menumbuhkannya harus ditanam pada medium buatan di dalam botol dalam kondisi steril atau aseptis di laboratorium,”paparnya.
Untuk itu kegiatan pengenalan terhadap sarana prasarana laboratorium kultur jaringan anggrek turut diberikan kepada para petani anggrek. Kegiatan di laboratorium dilaksanakan di laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM yang dikenal sebagai salah satu pioneer pengembangan anggrek di Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, para peserta diberikan kesempatan melakukan praktik budidaya anggrek secara in vitro.
Ketua Kelompok Taruna Tani Kampung Flory, Surono, menyambut baik program yang dijalankan Fakultas Biologi UGM. Dia menuturkan ke depan akan mencoba mengembangkan model laboratorium yang disesuaikan dengan sumber daya yang ada di Kampung Flory.
Sementara Mahmudi sebagai perwakilan dari Bank Indonesia DIY menyampaikan bahwa Kampung Flory diharapkan dapat menjadi suatu model kelembagaan yang mampu mengelola usaha budidaya anggrek dari hulu hingga hilir serta mengembangkan konsep plasma dan inti. Selain itu, juga diharapkan menoptimalisasikan e-commerce agar tetap kompetitif. (Humas UGM/Ika)