Fakultas Filsafat UGM pada hari Rabu, 1 Februari 2006 menggelar Seminar Nasional mengenang satu abad kelahiran Prof. Notonagoro dengan tema “Kontekstualisasi dan Implementasi Pancasila Dalam Berbagai Aspek Kehidupan Berbangsa dan Bernegaraâ€.
Seminar yang digelar di Balai Senat UGM tersebut menghadirkan pembicara antara lain: Prof. Dr. Muladi, S.H.; Dr. Bambang Kesowo; Dr. M.Sastrapratedja; Prof. Dr. Edi Suandi Hamid; Prof. Dr. Sofian Effendi; Dr. Kaelan; Prof. Dr. Koento Wibisono Siswomihardjo (Guru Besar Emiritus UGM); Dr. A. Sudiarja, S.J (Dekan FT USD); Djoko Pitoyo (Filsafat UGM); Dra. Sartini, M.Hum (Filsafat UGM); Rizal Mustansyir; Soedarso (ITS Surabaya); Ali Mudhofir; Budisutrisna; dan Alif Luqmanul Hakim.
Dalam acara seminar yang dipandu oleh Drs. Suryo Baskoro, MS tersebut diawali Laporan Ketua Panitia oleh Dr. Mustofa Anshori, M.Hum. Kemudian dilanjutkan sambutan sekaligus pembukaan seminar oleh Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA.
Hadir pula dalam acara tersebut para pimpinan UGM, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, pimpinan dan anggota MWA UGM, pimpinan dan anggota Senat Akademik, pimpinan dan anggota MGB UGM, para Dekan di lingkungan UGM, dosen dan civitas akademika UGM. Serta salah seorang cucu dari Prof. Notonagoro yang merupakan putra dari BRA. Maheastuti Notonagoro yaitu RM. Machiyat Madji Notonagoro, BSc.
Dalam sambutannya Rektor UGM Prof. Dr. Sofian Effendi, MPIA menyampaikan bahwa salah satu jasa dari Prof. Notonagoro yang sampai saat ini masih digunakan adalah melafalkan konsep Pancasila sebagai start fundamental negara RI yang hingga kini masih digunakan oleh para praktisi dan para ahli dari berbagai bidang kehidupan bangsa.
“Sejak gerakan reformasi digulirkan dari kampus ke kampus di tanah air, termasuk Universitas Gadjah Mada, nampaknya mulai terjadi kecenderungan untuk menafikan peranan ideologi di dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan. Padahal kelangsungan negara RI ini merupakan negara bangsa yang sangat Bhineka yang sangat tergantung pada semua komitmen bangsa pada Ideologi yaitu Pancasilaâ€, tutur pak Rektor.
Karena itulah, pak Rektor berharap, seminar nasional ini amat penting untuk mengingatkan kita kembali bahwa kelangsungan hidup bangsa Indonesia tidak mungkin dicapai kalau melupakan Ideologi tersebut. “Mari seminar ini, kita jadikan bukan saja memoriam untuk para pendahulu (guru, kolega, dan sahabat) yang telah menunjukkan suri tauladan yang terpuji didalam mengembangkan dan mengamalkan Pancasila. Tetapi juga menunjukkan komitmen kita kembali tentang perlunya mengambangkan Pancasilaâ€, ungkap Prof. Sofian.
Sementara itu, Dekan Fakultas Filsafat UGM Dr. Abbas Hamami Mintaredja mengemukakan bahwa seminar tersebut terselenggara karena adanya kontektualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan merupakan konsekuensi logis dari predikat Pancasila sebagai filsafat hidup. “Prof. Natonagoro telah meletakkan dasar-dasar konseptual filsafati dalam rangka kontektualisasi Pancasila. Yang kemudian diperlukan adalah keberanian menderivasikan interpretasi konseptual filsafati tersebut dengan berbagai interpretasi kontektual implemntatif dalam berbagai bidang kehidupanâ€, terang pak Dekan. (Humas UGM)