• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender

Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender

  • 09 November 2018, 13:10 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 2754
Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender
Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender
Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender
Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender
Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender
Menteri Yohana Dorong Kampus Responsif Gender

Menteri Pemberdayaan Perempuan  dan Perlindungan Anak RI, Prof. Yohanna Susana Yembise, mengatakan satu dari tiga perempuan usia 15-64 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik atau kekerasan seksual. Bahkan, 1 dari 10 perempuan pernah mengalaminya dalam 12 bulan terakhir. Oleh karena itu, untuk menurunkan angka kekerasan fisik dan seksual ini, kementeriannya berencana melaksanakan program untuk menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak. “Program kita, akhiri kekerasan terhadap perempuan, akhiri perdagangan manusia saat perempuan dan anak jadi korban, dan akhiri kesenjangan ekonomi bagi perempuan,” kata Menteri Yohanna saat memberikan kuliah umum di ruang Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM, Jumat (9/11).

Dalam penyampaian kuliah umum yang diselenggarakan Klinik Lingkungan dan Mitigasi Bencana Fakultas Geografi yang bertajuk Gender Equality Dalam Era Digital Innovation di Indonesia ini, Menteri Yohanna mengatakan untuk menurunkan angka kekerasan perempuan dan anak ini pihaknya menggandeng warga kampus untuk berkomitmen menjadi kampus yang responsif gender agar ramah terhadap perempuan dan anak. “Harus kita dorong agar universitas responsif gender,” kata Yohanna. 

Menurutnya, program yang sama sudah dilakukan di 10 ribu sekolah di Indonesia yang sudah melaksanakan program sekolah responsif gender. “Kami akan meluncurkan beberapa universitas untuk responsif gender, tidak ada lagi kejahatan dan kekerasan perempuan dan anak,” katanya.

Soal kekerasan  pada anak, kata Menteri, kuncinya ada pada keluarga. Menurutnya, orang tua harus responsif untuk melindungi anaknya jangan sampai melakukan perbuatan dan perilaku yang menyimpang. “Jangan sampai melakukan hal yang salah dalam kehidupan mereka, seperti kebiasaan mengisap lem aibon atau zat adiktif lainnya, apalagi mengonsumsi air rebusan pembalut,” ujarnya.

Selain soal kekerasan pada perempuan dan anak, Menteri Yohanna juga menyoroti angka partisipasi kerja perempuan yang mengalami penurunan. Ia menyebutkan tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan saat ini sebesar 48,87 % dibanding laki-laki yang mencapai 82,71 persen. Menurutnya, ada kecenderungan perempuan setelah lulus pendidikan memilih bekerja di sektor domestik. Padahal, pemerintah menargetkan pada 2030, angka kesetaraan gender yaitu rasio perempuan dan laki-laki adalah sama. “Setelah lulus perempuan banyak lari ke domestik. Yang saya sayangkan, biaya yang keluar selama pendidikan apabila semua masuk ke domestik. Tantangan saya membawa 126 juta perempuan Indonesia ke program planet 50:50 pada tahun 2030,” katanya.

Untuk mendukung kesetaraan gender melalui program planet 50:50 itu, pihaknya akan menggandeng universitas untuk mendorong alumninya yang perempuan bekerja di sektor publik. “Saya akan cari universitas mana yang sampai 50:50 atau provinsi mana yang sampai 50:50,” katanya.

Ia menjelaskan perempuan berpotensi untuk memberikan kontribusi pada sektor perekonomian. Selama ini, kontribusi perempuan pada ekonomi baru sebesar 35,53 persen. Padahal, apabila tingkat partisipasi angkatan kera perempuan dinaikkan menjadi 64 persen seperti Thailand maka akan terdapat 20 juta angkatan kerja semi-skilled dan skilled baru.

Wakil Rektor Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan UGM, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno M.Agr., mengatakan salah satu persoalan demografi di Indonesia adalah soal kualitas sumber daya manusia termasuk dalam hal ini kelompok perempuan yang dinilai belum begitu dominan dalam pembangunan. Menurutnya, di negara maju atau setidaknya di Pakistan, misalnya, peranan wanita begitu dominan. “Peraih nobel Muhammad Yunus mendekati wanita mendorong pembangunan pedesaan, ketika wanita diberi investasi modal maka  akan digunakan untuk modal usaha,” katanya. 

Djagal berpendapat bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia saat ini harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemajuan bangsa. “Jangan sampai mereka yang usia produktif tidak bekerja, menganggur dan putus asa,” katanya.(Humas UGM/Gusti Grehenson)

Berita Terkait

  • Menteri PPPA Meresmikan Woman in River Edupark di Kampung Code

    Sunday,11 June 2017 - 5:32
  • Menteri PPPA Dorong Daerah Bangun Fasilitas Ramah Perempuan dan Anak

    Sunday,15 October 2017 - 6:20
  • PSW UGM Gelar Seminar Nasional “Kepemimpinan Berperspektif Gender"

    Monday,15 June 2009 - 8:36
  • Srikandi Sungai Papua Barat Resmi Diluncurkan

    Friday,29 September 2017 - 16:31
  • Dibutuhkan Kebijakan Pemerintah yang Responsif Gender

    Friday,23 November 2007 - 11:45

Rilis Berita

  • Belajar dari Gempa Turki, Masyarakat Perlu Memiliki Rencana Evakuasi Mandiri 07 February 2023
    Bencana gempa bumi dengan magnitudo 7,8 melanda Turki dan Suriah pada hari Selasa (6/2) kemarin.
    Gusti
  • Aplikasi Layanan Ramah Disabilitas Buatan Mahasiswa Difabel UGM Raih Perak di IPITEX Bangkok 07 February 2023
    Aplikasi layanan ramah disabilitas buatan mahasiswa penyandang disabilitas daksa dari Departemen
    Ika
  • SPs UGM Lakukan Pengabdian di KHDTK Getas Blora 07 February 2023
    Sekolah Pascasarjana UGM (SPs) mengadakan serangkaian kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Belu
    Agung
  • Cegah Diabetes Pada Anak Dengan Membatasi Makanan Manis dan Lakukan Aktivitas Fisik 06 February 2023
    Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat kasus diabetes pada anak meningkat signifikan pada t
    Ika
  • Tim Peneliti UGM Lakukan Riset Inverter Statik Kereta Api 06 February 2023
    Tim peneliti dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Univers
    Gusti

Agenda

  • 07Feb Dies Natalis Fakultas Hukum UGM...
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual