• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu

UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu

  • 13 November 2018, 15:08 WIB
  • Oleh: Gusti
  • 3587
UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu
UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu
UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu
UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu
UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu
UGM Siapkan Unit Pengolahan Limbah Kerajinan Batik Kayu

Batik biasanya ditorehkan di atas kain, namun kita bisa menemukannya pada media kayu. Provinsi DIY memiliki dua desa wisata penghasil kerajinan batik kayu yakni desa wisata Krebet, Pajangan, Bantul dan Desa Wisata Bobung, Gunung Kidul. Kedua desa ini dikenal sebagai penghasil produk kerajinan tangan batik dari bahan kayu. Meski dari usaha kerajinan ini memberikan dampak perekonomian masyarakat setempat, namun produksi kerajinan batik kayu ini masih mengandalkan permintaan pasar yang berlaku musiman untuk diekspor atau dijual di dalam negeri.

Isu lingkungan menjadi tantangan bagi usaha kerajinan batik kayu ini di masa mendatang. Pasalnya, penggunaan pewarna batik dan limbah kerajinan kayu batik mengandung bahan kimia sehingga perlu untuk diatasi agar isu lingkungan tidak menjadi hambatan dalam memperluas jangkauan produk tersebut di luar negeri.

Dosen Fakultas Geografi UGM, Dr. Dyah Widiyastuti, menyampaikan terkait limbah pengolahan batik kayu ini memang belum terjadi kerusakan lingkungan yang disebabkan dari buangan  limbah kerajinan tersebut. Oleh karana itu, proses pewarnaan batik kayu yang mengandung bahan kimia berbahaya perlu dikelola melalui unit pengolahan limbah. “Sementara ini kedua desa ini belum memiliki unit pengolahan limbah baik limbah cair maupun padat,” kata Dyah dalam diskusi soal pengembangan pariwisata batik kayu di Pusat Studi Pariwisata UGM, Senin (12/11).

Ia menerangkan desa wisata batik kayu di Krebet Bantul dan Bobung, Gunungkidul, merupakan jenis wisata minat khusus. Apabila dikelola dengan baik proses pengolahan limbahnya bisa menjadi salah satu daya tarik wisatawan. “Wisatawan perlu diedukasi bahwa limbah batik kayu ramah lingkungan dan potensi menjadi daya tarik wisata,” katanya.

Dalam penelitiannya soal pencermaran limbah kerajinan batik kayu ini, belum ditemukan dampak lingkungan yang ditimbulkan di sekitar lokasi pembuangan limbah yang menurutnya masih jauh dari sungai dan sumur. “Tim peneliti hanya mengambil sampel berupa tanah yang ada di sekitar area produksi,” ujarnya.

Mukhlison, S.Hut., M.Sc., anggota tim peneliti lainnya dari Fakultas Kehutanan, mengakui isu lingkungan kemungkinan bisa menjadi hambatan dalam pemasaran produk ini. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencemaran lingkungan dari limbah yang dihasilkan pihaknya melakukan penelitian sampel buangan limbah dan mendorong pendirian unit pengolahan limbah di dua desa tersebut. “Harapan kita aktivitas pengolahan limbah ini bisa menjadi antraksi wisata,” katanya.

Dari hasil uji sampel yang diteliti, Mukhlison menyebutkan ada 16 parameter zat limbah yang diukur, namun ada lima zat yang dianggap melebihi batas baku mutu yang berasal dari limbah cair, yakni zat COD (chemical oxygen demand), amonia, BOD (biologixal oxygen demand), total dissolved solids, da total suspended solids. Namun begitu, katanya, limbah ini umumnya terurai dalam tanah.

Dalam penelitian identifikasi profil pengrajin batik kayu ini, Dyah menuturkan para pengrajin batik kayu ini rata-rata laki-laki. Di Desa Krebet sekitar 88 persen laki-laki dan 11 persen sisanya adalah perempuan. Sementara di Desa Bobung sekitar 63 persen laki-laki  dan 37 persen adalah perempuan. Usia pengrajian rata-rata 20-55 tahun. Keahlian dalam usaha membuat kerajinan batik didapat dari pengalaman kerja atau belajar dari rekan kerjanya. “Umumnya banyak dikerjakan sendiri, hampir semua memiliki keterampilan yang sama,” katanya. (Humas UGM/Gusti Grehenson; foto: yogyatrip.com) 

Berita Terkait

  • PSPD UGM Adakan Kursus Tentang Industri Kuliner dan Kerajinan

    Friday,26 April 2013 - 7:27
  • Penyerap Limbah Logam Berat Dari Cangkang Telur Inovasi Mahasiswa UGM

    Monday,16 July 2018 - 16:04
  • Raih Doktor Usai Meneliti Industri Kerajinan Serat Alam DIY

    Saturday,25 February 2012 - 12:38
  • Mahasiswa UGM Kembangkan Pengelolaan Limbah Cair Kerajinan Logam Tembaga dan Seng

    Tuesday,24 July 2018 - 14:04
  • Peneliti UGM Kembangkan Alat Pengolah Limbah Batik

    Tuesday,04 February 2020 - 14:55

Rilis Berita

  • Lustrum ke-12, Menuju Geografi Inovatif di Era Society 5.0 30 May 2023
    Tahun 2023, Fakultas Geografi UGM berusia 60 tahun. Sebuah waktu yang singkat untuk ukuran umur b
    Agung
  • Nano Kitosan Potensial Untuk Perawatan Gigi 30 May 2023
    Penyakit pulpa dan periapikal gigi masih menjadi persoalan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. D
    Ika
  • Kajian Strategis Power Wheeling Pada Seminar Nasional BEM KM Universitas Gadjah Mada 30 May 2023
    BEM KM Universitas Gadjah Mada mengadakan kegiatan seminar nasional dengan topik power wheeling y
    Satria
  • Visualisasi Keragaman Budaya Indonesia Pada Kegiatan Cultural Festival 30 May 2023
    UGM Residence mengadakan kegiatan cultural festival di Grha Sabha Pramana Universitas Gadjah Mada
    Satria
  • Fordigi Goes to Campus : Optimalisasi Digital Ability untuk Menghadapi Free-Market Ecosystem 30 May 2023
    Forum Digital BUMN (Fordigi) sebagai mitra Kementerian BUMN memiliki agenda berkeliling ke bebera
    Satria

Agenda

  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
  • 02Oct Conference of Critical Island Studies...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual