
Departemen Sosiologi FISIPOL UGM mengadakan bedah buku “Hamparan Wacana: Dari Praktik Ideologi, Media Hingga Kritik Postkolonial”, Kamis (15/11) di Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM.
“Kegiatan bedah buku dan diskusi ini menjadi ajang untuk menyemai pengetahuan dan praktik analisis wacana untuk membedah berbagai isu-isu sosial,”kata Kepala Departemen Sosiologi UGM Dr. Arie Sudjito.
Dia menyampaikan bahwa analisis wacana merupakan salah satu metode yang digunakan oleh kajian ilmu sosial humaniora untuk menganalisis berbagai persoalan sosial. Seiring perkembangan zaman, analisis wacana telah mengalami transformasi. Transformasi secara teoritis dan metodologis berkembang dengan cepat saat masuknya mahzab baru dengan pendekatan kritis.
Karenanya, melalui kegiatan bedah buku dan diskusi ini diharapkan Arie bisa menjadi wahana untuk mendiseminasikan pengetahuan dan praktik analisis wacana untuk membedah berbagai isu-isu sosial. Selain itu juga menyajikan substansi dan cara mengaplikasikan analisis wacana untuk membedah berbagai fenomena sosial secara komperehensif. Tak hanya itu, kegiatan ini untuk membedah dan mendialogkan secara kritis sajian substansi dan aplikasi analisis wacana yang menjadi substansi buku.
“Berbagai tulisan yang tersaji di dalam buku ini diharapkan bisa memicu perspektif baru dalam kajian analisis wacana kritis di Indoensia. Salah satu arti pentingnya adalah “doing” analisis wacana yang meliputi persoalan dialog antara teori dan metode serta melihat persoalan dengan aspek kritis didalamnya,” jelasnya.
Buku “Hamparan Wacana: Dari Praktik Ideologi, Media Hingga Kritik Postkolonial”merupakan karya dari sejumlah dosen dan peneliti yakni Budiawan, Budi Irawanto, Dewi Candraningrum, Faruk, Kris Budiman, P.Ari Subagyo, Rachni Diyah Larasati, Ratna Noviani, serta S. Bayu Wahyono.
Buku ini memberikan gambaran bahwa analisis wacana sebagai pendekatan, teori dan metode tidak bersifat tunggal, meskipun ada fondasi-fondasi yang tidak dapat ditinggalkan dalam cara analisisnya. Berbagai teori dan metode analisis wacana, yakni dari pemikiran Michael Foucault, Norman Fairclough, Teun Van Dijk, Ruth Wodak, Gunther Kress dan Theo van Leeuwen, Ernesto Laclau dan Chantal Mouffe, John Austin, Dell Hymes, dan Gayatri Spivak, diketengahkan secara komprehensif sekaligus dengan cara beroperasinya teori dan metode tersebut. Contoh doing discourse menjadi kekuatan dari tulisan-tulisan pada buku ini.
Menghadirkan dua penulisnya yakni Budiawan dan S Bayu Wahyono yang membahas lebih mendalam terkait pendekatan, teori dan metode analisis wacana hingga sinkronisasi persoalan sosial. Sementara itu mengudang Dr. Heru Nugroho sebagai pembedah buku. (Humas UGM/Ika)