
“Belakangan kita sedang dalam kondisi duka yang berkepanjangan. Bencana yang datang secara beruntun, serta kehidupan sosial yang terpecah belah,” ujar Dr. Muhammad Dimyati, M.Sc., Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti.
Hal tersebut disampaikan Dimyati ketika menjadi keynote speaker Seminar Nasional Geografi ke-2 pada Sabtu (17/11) pagi di Auditorium Merapi Fakultas Geografi UGM. Seminar yang digelar oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Geografi (HMP Geo) ini mengupas topik yang berkaitan dengan tema yang diangkat, yakni “Pemanfaatan Big Data dalam Pengembangan Keilmuan Geografi”.
Dr. Andri Kurniawan M.Si., S.Si., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Geografi UGM, menyatakan bahwa big data merupakan salah satu dampak dari Revolusi Industri (RI) 4.0. Ia menyebutkan ada tiga ciri dari big data itu sendiri, yakni volume, keberagaman, dan kecepatan.
“Keberadaan big data dapat dimanfaatkan untuk pengembangan riset yang bermanfaat bagi umat manusia. Lebih spesifik, untuk geografi penggunaannya bisa digunakan sebagai landasan pemetaan kondisi wilayah yang selanjutnya dibuat kebijakan,” ungkapnya.
Kemudian, Andri juga menambahkan bahwa saat ini Fakultas Geografi juga telah mengembangkan aplikasi berbasis big data untuk respons tanggap bencana, yakni Quick Disaster. “Aplikasi serta seminar kali ini merupakan salah satu wujud implementasi amanah yang diberikan kepada UGM, yakni untuk adaptif dan responsif terhadap segala perubahan. Adanya RI 4.0, mendorong untuk selalu aktif mengembangkan keilmuan,” tuturnya.
Hal itu disetujui oleh Dimyati dalam presentasinya. Ia menyebutkan bahwa RI 4.0 menjadi peluang bagi pemuda Indonesia untuk menunjukkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas. “Namun, hal itu dapat terjadi hanya jika mereka mau mengubah pola pikir mereka,” ucapnya.
Dimyati melihat bahwa anak muda sekarang lebih sering menggunakan produk luar negeri daripada dalam negeri. Padahal, seperti yang disebut Andri sebelumnya, bahwa anak muda Indonesia sudah banyak yang mampu memanfaatkan big data untuk pembuatan berbagai macam aplikasi. “Akhirnya, anak muda kita hanya bisa membuat tapi tidak ingin memanfaatkannya,” tegasnya.
Oleh karena itu, Dimyati mengimbau para pemuda yang hadir mengikuti seminar ini untuk mulai merubah pola pikir itu. “Jangan hanya membuat saja, tapi manfaatkanlah produk kalian juga ! Sambutlah berbagai kebijakan pemerintah yang mengimbau pemanfaatan produk local,”tegasnya. (Humas UGM/Hakam)