Masih banyak penelitian-penelitian yang harus dilakukan dalam rangka pengembangan penelitian kurkumin sebagai senyawa aktif Curcuma longa L. Perkembangan penelitian kurkumin yang pesat ini menjadi tantangan tersendiri bagi para peneliti, ilmuwan dan para pemegang kebijakan, terutama Tim Molekul Nasional (TIM MOLNAS) Fakultas Farmasi UGM. Beberapa pihak ini diharapkan untuk memikirkan bagaimana penelitian dapat dilakukan dari berbagai sisi sehingga perlu secara bersama baik melibatkan beberapa bagian atau fakultas. Selain itu masih banyak senyawa hasil sintesis yang belum diteliti terutama yang sudah dipatenkan. Demikian kesimpulan Prof. Dr. R. A. Oetari, S.U., Apt saat mengucapkan pidato pengukuhan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM.
Staf pengajar Fakultas Farmasi UGM ini mengungkapkan pidato berjudul “Perkembangan Kurkumin Sebagai Senyawa Aktif Curcuma Longa L. Dalam Bidang Farmasi†di Balai Senat UGM hari Kamis, 16 Februari 2006.
Kata bu Oetari, aktivitas biologi sebagai anti-bakteri, anti-oksidan yang belum diteliti tingkat lanjut, perlu untuk digali lebih mendalam lagi. “Adanya Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) di Fakultas Farmasi UGM yang diketuai Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt., diharapkan akan mendukung penelitian-penelitian kurkumin dan turunannya terutama yang menjanjikan sebagai antikarsinogenesisâ€, ujar perempuan kelahiran Yogyakarta, 31 Oktober 1940.
Menurut Oetari, dalam bidang teknologi farmasi perlu mendisain formula tablet PGV-0 yang tepat, atau bentuk sediaan lain yang cocok. “Karena banyak peneliti kurkumin dan turunannya maka perlu dioptimalkan penyediaan bahan baku kurkumin dan turunannya sehingga memudahkan para peneliti untuk mendapatkan bahan untuk penelitian tersebutâ€, tandas Oetari dalam pidatonya. Ia berharap bisa memanfaatkan kesempatan saat penyelenggaraan The Internasional Symposium on Recent Progress in Curcumin Research, September 2006 yang akan datang (Humas UGM).