Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian UGM menggelar sosialisasi dan demo alat mesin pertanian produk Korea pada petani di Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DIY, Rabu (28/1).
Dalam kegiatan yang dilaksanakan di Bulak Nglaren, Potorono, Bantul ini para petani dikenalkan cara penggunaan alat dan mesin pertanian berupa traktor dan mesin pemanen padi (combine harvester) secara langsung di lapangan. Alat mesin pertanian tersebut buatan AGM S&E yang berafiliasi dengan Seoul National University (SNU) Korea dan Daedong Co., Korea.
Ketua Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem FTP UGM, Prof. Dr. Bambang Purwantana, M.Agr., mengatakan kegiatan sosialisasi dan demo alat mesin pertanian ini menjadi wahana untuk mengintroduksi beberapa alat mesin pertanian seperti traktor dan combine harvester sebagai upaya mengenalkan dan memberikan alternatif pilihan pada petani. Hal tersebut juga ditujukan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
“Semoga sosialisasi ini bisa dimanfaatkan dengan bagi oleh masyarakat dan mampu meningkatkan pengetahuan serta keterampilan petani dalam mengguankan alat mesin pertanian,” jelasnya saat menyampaikan sambutan dalam Sosialisasi dan Demo Alat Mesin Pertanian dari Korea di Bulak Nglaren, Potorono, Bantul, Rabu (28/11).
Peneliti Utama AGM S&E, Seoul National University, Prof. Kyeoung Uk Kim, menyampaikan peralatan pertanian yang didemokan merupakan alat mesin pertanian yang pada dua tahun terakhir ini bekerja sama dengan Teknik Pertanian dan Biosistem UGM dalam skema penelitian AGM S&E, Seoul National University dan Daedong Co., untuk pengujian kinerja traktor dan combine harvester di Indonesia.
Dia berharap adanya alat mesin pertanian ini tidak hanya membantu petani dalam meningkatkan produktivitas panen. Namun, bisa berkontribusi pada mekanisasi pertanian Indonesia.
“Uji coba ini alat ini merupakan pertama kalinya di Indonesia dan menjadi awal kolaborasi dalam bidang teknologi pertanian. Semoga melalui teknologi pertanian moderen bisa mewujdukan kehidupan petani yang lebih baik,” katanya.
Kepala Desa Potorono, Prawata Wiyarjo, menyambut baik sosialisasi dan demo alat mesin pertanian dari Korea ini. Dia berharap lewat kegiatan ini bisa memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan baru bagi para petani.
Hal senada turut diungkapkan oleh Karyati, S.P. selaku perwakilan Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk belajar tentang penggunaan alat mesin pertanian moderen guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian.
Alat dan mesin pertanian yang diujicobakan adalah Combine Harvester Kioti DSF75 yang merupakan mesin pemanen padi kombinasi bertipe full feeding dengan daya 73HP dengan lebar media potong sepanjang dua meter. Mesin ini mampu meningkatkan efektivitas kerja saat memanen padi yakni mampu melakukan serangkaian kegiatan pemanenan sekaligus dalam satu waktu. Mulai memotong, menangkut, merontokkan, memisahkan dan membersihkan padi dengan batangnya hingga pengarungan padi.
Berikutnya, traktor sedang Kioti DK45 berdaya 45HP untuk budidaya padi sawah dan Kioti RX72 dengan daya 72 HP untuk budidaya tanaman tebu.
Penggunaan alat dan mesin pertanian moderen dinilai memberikan keuntungan bagi petani. Tak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga mampu menghemat waktu, tenaga dan biaya.
“Pemakaian alat pertanian moderen bagi petani sangat membantu karena menghemat waktu, tenaga, serta biaya,” kata Wahyono dari Kelompok Tani Sido Makmur, Banguntapan.
Wahyono mencontohkan sebelum menggunakan mesin pemanen padi, untuk memanen di sawah seluas 1.500 meter setidaknya membutuhkan dua orang tenaga pemotong tanaman padi dan dua orang yang bertugas merontokkan bulir padi dalam satu hari. Namun, dengan menggunakan mesin pemanen padi, petani bisa menghemat tenaga, waktu, dan biaya untuk pemotong tanaman padi dan merontokkan bulir padi.
“Kedepan kami tertarik untuk menggunakan mesin ini karena sangat membantu dalam memanen padi,” ungkapnya. (Humas UGM/Ika)