
Ribuan sivitas akademika dan alumni UGM, serta masyarakat akan meramaikan acara Nitilaku Pawai Kebangsaan Universitas Gadjah Mada (UGM), Minggu (16/12).
Kegiatan Nitilaku diselenggarakan untuk mengenang kembali masa-masa berdirinya UGM. Acara digelar dalam bentuk pawai budaya sebagai simbolisasi sejarah UGM yang berawal dari Keraton Yogyakarta dan juga dalam rangka peringatan Dies Natalis UGM ke-69 serta Dies Natalis Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) ke-60.
Rektor UGM menyampaikan bahwa kegiatan nitilaku selalu dilaksanakan setiap peringatan dies natalis.
“Salah satu tujuannya untuk mengenang kembali masa-masa berdirinya UGM, di sana peran Keraton Yogyakarta sangat vital,” Prof. Panut Mulyono dalam konferensi pers, Jumat (124/12) di Balairung UGM.
Panut mengungkapkan saat awal berdiri, UGM melaksanakan kegiatan belajar mengajar di Keraton Yogyakarta. Usai kampus UGM dibangun, kegiatan belajar mengajar dipindahkan ke Gedung Pusat UGM
Panut berharap melalui kegiatan Nitilaku ini tidak hanya sebagai media mengenang masa lalu UGM. Namun, juga diharapkan dapat menjaga semangat UGM untuk terus meningkatkan kontribusi bagi bangsa bersama masyarakat. Selain itu, juga bisa dijadikan sebagai kegiatan tahunan yang dapat berkontribusi dan menjadi wisata baru di DIY.
Ketua PP KAGAMA, Ganjar Pranowo, menjelaskan Nitilaku diadakan selain sebagai upaya untuk mengenang masa-masa berdirinya UGM yang banyak didukung Keraton Yogyakarta, juga menjadi bentuk kontribusi para alumni kepada almamater.
“UGM lahir atas kontribusi besar dari Keraton. Nitilaku ini akan selalu mengingatkan kita bahwa kita pernah dididik di kampus perjuangan, kampus kerakyatan. Jangan sampai kita lupa dengan itu,” paparnya.
Ganjar menuturkan Nitilaku akan dimulai dari Pagelaran Keraton Yogyakarta menuju kampus UGM. Apabila di tahun-tahun sebelumnya Nitilaku selalu melewati Jalan Malioboro, tahun ini rute pawai sedikit berbeda yakni akan melewati kampung-kampung sepanjang rute Keraton menuju UGM.
“Rute akan menyusuri kampung sebagai simbol bahwa UGM selalu bersama rakyat,” tegasnya.
Nitilaku pada tahun ini mengangkat tema Perjuangan Kebangsaan. Hal ini divisualkan dengan kostum dan atraksi budaya dari para kontingen pengurus daerah KAGAMA dari berbagai daerah di Indonesia.
“Bukan hanya alumni, tetapi juga mahasiswa dan masyarakat umum akan ikut. Peserta akan mengenakan pakaian jaman dulu dalam pawa nitilaku ini,” jelasnya.
Dalam pawai Nitilaku nantinya, kata dia, akan ada dua menteri yang merupakan alumni UGM yang kan turut ikut dalam kegiatan ini. Mereka adalah Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, dan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi.
Sementara Ketua Panitia Nitilaku, Hendrie Adji K, menyampaikan jumlah peserta yang terdaftar untuk mengikuti Nitilaku sebanyak 2.500 orang. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah pada hari pelaksanaan Nitilaku.
“Jumlah peserta tahun ini jauh lebih banyak,” katanya.
Aji menjelaskan dalam pelaksanaan Nitilaku nantinya akan disampaikan nilai historis awal UGM sebelum pawai kebangsaan berjalan dari Keraton menuju UGM. Sementara untuk proses penerimaan peserta pawai kebangsaan akan dilaksanakan di Balairung UGM. Proses ini merupakan simbolisasi penerimaan kepindahan UGM dari Keraton Yogyakarta ke Bulaksumur. Diwujudkan dalam bentuk penyerahan Pataka UGM dan Fakultas-Fakultas oleh Bergada Panji Kepada Rektor UGM.
“Lapangan GSP UGM menjadi titik akhir pawai kebangsaan. Resepsi di Lapangan GSP menjadi perayaan atas perpindahan UGM ke Kampus Bulaksumur sekaligus perayaan akan keberagaman Indonesia yang dimeriahkan dengan penampilan berbagai jenis seni budaya Indonesia secara serentak,”pungkasnya. (Humas UG/Ika)