Universitas Gadjah Mada menggelar kegiatan sunatan massal dan membagi kartu sehat kepada warga kurang mampu yang berada di sekitar kampus dan Rumah Sakit Akademik UGM. Kegiatan ini dalam rangka memeriahkan puncak kegiatan Dies Natalis UGM ke-69 ini dilaksanakan di ruang auditorium RSA UGM, Senin (17/19).
Ketua Panitia Sunatan Massal, Taufikur Rahman, mengatakan kegiatan sosial semacam ini akan digelar rutin menjelang Dies UGM sekaligus mengenalkan ke warga tentang berbagai fasilitas kesehatan yang bisa diakses warga di RSA UGM. “Kita ingin agar peserta selalu tetap sehat, mengenalkan UGM dan fasilitas kesehatan,” katanya.
Ia menyebutkan ada 53 anak yang menjadi peserta sunatan massal dan 30 orang kepala keluarga dari Dusun Kronggahan yang mendapat kartu sehat. Lewat kartu sehat tersebut warga bisa memiliki akses langsung untuk berobat ke RSA UGM. “Ada 53 anak yang berasal dari Kronggahan dan beberapa wilayah di DIY ikut sunatan massal dan yang mendapat kartu sehat 30 orang,” katanya.
Soal kartu sehat, kata Taufik, pihaknya bekerja sama dengan RZIS UGM dan nantinya warga dari kelompok keluarga kurang mampu yang tinggal di sekitar kampus UGM bisa mengakses layanan apotik dan fasilitas kesehatan di RSA UGM secara gratis. “Program ini sudah jalan sejak 2010, sudah ada 361 warga yang sudah kita bagikan kartu sehat, prinsipnya kita akan menutupi biaya berobat yang tidak dicover oleh BPJS,” katanya.
Drektur Utama RSA UGM, dr. Arief Budiyanto, Ph.D., Sp.K (K)., mengatakan kegiatan sunatan massal ini pihaknya bekerja sama dengan RZIS dan Bank Syariah Mandiri. Untuk kegiatan sunatan massal, pihaknya menerjunkan sekitar 8 orang dokter yang dibantu tenaga medis lainnya. “Untuk 53 orang anak ini, kita perkirakan 3 jam sudah selesai semua,” katanya.
Pemberian layanan kesehatan secara gratis bagi pemegang kartu sehat UGM ini, menurut Arief, diharapkan bisa dimanfaatkan warga untuk mengakses fasilitas kesehatan yang ada di RSA UGM.”Kita harapkan 30 kepala keluarga ini bisa memanfaatkan kartu sehat UGM ini,” katanya.
Kepala Dukuh Kronggahan, Antok Sudadi, menyambut baik pemberian kartu sehat untuk warganya tersebut. Sebab, kata Antok, selama ini warga mengaku kesulitan mengakses langsung layanan kesehatan di RSA UGM, padahal mereka tinggal di sekitar rumah sakit UGM tersebut. “Banyak warga yang mengeluh dengan regulasi BPJS soal akses faskes, padahal RSA dekat rumah tapi harus periksa di klinik di tempat lain. Dengan kartu sehat ini mereka bisa memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di RSA,” katanya.
Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng.,D.Eng., mengatakan kegiatan sunatan massal dan pembagian kartu sehat sebagai bagian dari bentuk kepedulian UGM terhadap warga dari keluarga kurang mampu yang tinggal di sekitar kampus. Meski begitu, ia mengapresiasi beberapa peserta sunatan massal yang tinggalnya jauh dari RSA UGM ikut juga berpartisipasi dalam kegiatan ini. Ia pun memberi semangat kepada anak-anak yang tengah menunggu giliran operasi sunat. “Adik-adik jangan takut nanti akan segera sembuh
Menyinggung soal program pembagian kartu sehat, Rektor berpesan agar kartu ini nantinya bisa digunakan bagi warga yang memiliki kartu tersebut untuk menjadi pelengkap dari kartu BPJS yang sudah dimiliki warga sebelumnya. “Kartu ini bisa sebagai pelengkap untuk membayar tagihan melebihi tanggungan BPJS atau mengakses langsung ke RSA,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)