Manajemen kelas sebagai komunitas untuk belajar, itulah topik workshop Senin, 20 Februari 2006 di perpustakaan pusat UGM. Workshop yang digelar oleh American Corner ini adalah bagian dari rangkaian Workshop Series bertajuk “English Language Teaching Proficiencyâ€.
Dalam makalahnya, Tom Randolph menyampaikan bahwa ada 4 faktor yang harus terpenuhi untuk membangun sebuah kelas yang asyik untuk belajar bahasa Inggris, yaitu Peran guru, Cara Penyampaian, Pengelompokan Siswa, dan Kesepakatan bersama di kelas.
Ada enam peran dari seorang guru di dalam kelas, yaitu sebagai Controller (pengontrol), Assesor (Penilai), Organizer (Pengatur), Prompter (Pengingat), Participant (Partisipan) dan Resource (Narasumber). Kebosanan dan ketakutan siswa dalam belajar Bahasa Inggris di kelas, bisa jadi dikarenakan Guru kurang dapat mendalami peran tersebut. Tidak dapat dipungkiri bahwa seorang guru harus bertindak sebagai pengontrol dan penilai siswa di kelas. Akan tetapi akan lebih mengasyikkan apabila guru bisa jadi teman bagi siswa untuk belajar dan membangkitkan suasana belajar yang aktif. Guru tidak harus mendominasi di depan kelas, dengan demikian siswa dapat belajar berkomunikasi dengan teman lain maupun dengan guru.
Cara penyampaian materipun dapat menggunakan beberapa metode yang bervariasi seperti menyampaikan beberapa pertanyaan untuk dijawab bergantian oleh siswa, mengajak siswa untuk memikirkan sebuah pertanyaan, melakukan permainan bersama, membuat siswa belajar secara berkelompok di kelas ataupun belajar dengan seorang teman, dan juga belajar seorang diri. Yang terpenting adalah libatkan siswa dalam proses belajar di kelas dan ajak siswa untuk berpikir. “The teacher will create or destroy the Community of Practice…â€. Gurulah yang memegang peran di kelas. Guru dapat menciptakan, namun sekaligus dapat merusak suasana belajar di kelas.
Workshop ini menarik perhatian para peserta, karena mereka diajak untuk berpartisipasi aktif termasuk praktek mengajar yang menarik di kelas Workshop ini. Tiga Orang volunteer secara bergantian berperan sebagai guru yang berusaha menyampaikan materi pengajaran tanpa harus bersikap menggurui. Dan menurut Tom, belum semuanya seperti yang diharapkan, masih ada yang terlalu banyak bicara dan sedikit melibatkan siswanya.
Workshop diikuti kurang lebih 45 orang guru sekolah menengah, instruktur bahasa, dosen dari berbagai universitas dan mahasiswa, baik dari Sastra Inggris UGM maupun dari Univeristas lain. Workshop ini juga diikuti oleh mereka yang tertarik untuk menjadi pengajar Bahasa Inggris. Workshop ini dapat terselenggara atas kerjasama
American Corner UGM dan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta.
Workshop selanjutnya pada 6 Maret 2006 dengan topik “Mengajarkan Menulis†dengan materi proses pengeditan, keakuratan, penulisan ilmiah dan non ilmiah dan tata cara penulisan jurnal maupun email. Kemudian 20 Maret 2006 dengan topik “Teaching Active Grammar and Vocabularyâ€, 3 April 2006 “Teaching the Productive Skillsâ€, 17 April 2006 “Teaching Public Speaking and Conversationâ€, dan 1 Mei 2006 “Teaching Testing and other Assessment Toolsâ€.
Workshop masih akan terus diadakan sampai dengan 1 Mei 2006 dengan topik-topik yang berbeda-beda dan menarik seperti Mengajarkan struktur dan Kosa kata, mengajarkan public speaking, dan mempersiapkan tes-tes bahasa. Workshop ini menarik dan penting untuk diikuti mengingat semakin pesatnya kebutuhan akan bahasa
Inggris dalam kehidupan sehari-hari. (Humas UGM)