Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengungkapkan bahwa kebijakan pemerintah untuk menjadikan pembangunan infrastruktur sebagai prioritas utama merupakan pilihan yang logis.
Pembangunan infrastruktur, menurutnya, merupakan syarat fundamental bagi sebuah bangsa untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
“Percepatan pembangunan infrastruktur adalah sebuah kebutuhan yang sangat mendesak bagi Indonesia mengingat masih relatif terbatas dan tidak meratanya kondisi dan ketersediaan infrastruktur. Masih rendahnya indeks daya saing Indonesia di antara negara-negara di dunia salah satunya disebabkan oleh keterbatasan infrastruktur,” paparnya.
Basuki memaparkan berbagai pencapaian pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan pemerintah antara 2015-2018, di antaranya pembangunan 64 ruas tol, 51 bendungan, 7 pos lintas batas negara, 7 sistem penyediaan air minum, serta pelaksanaan program satu juta rumah.
Meski demikian, langkah ini menghadapi tantangan yang besar, mulai dari anggaran yang terbatas, adanya keraguan bahkan resistensi sejumlah kalangan terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur, hingga tantangan implementasi teknis di lapangan yang membutuhkan keseriusan, kerja keras dan dedikasi yang sangat tinggi.
“Banyak isu yang beredar di publik yang bersifat kontraproduktif terhadap terhadap pembangunan infrastruktur,” ujarnya.
Ia menyadari bahwa di sejumlah proyek yang dibangun masih ditemukan kelemahan yang menjadi catatan bagi perbaikan ke depan. Meski demikian, ia meyakini bahwa pembangunan infrastruktur benar-benar akan memberikan manfaat yang seluas-luasnya untuk mempersatukan bangsa dari Sabang sampai Merauke, meningkatkan daya saing, serta mewujudkan keadilan sosial bagi semua.
Hal ini ia sampaikan pada Malam Orasi Penerima Anugerah Hamengku Buwono IX dalam rangka Dies Natalis ke-69 UGM yang diselenggarakan pada Rabu (19/12) di Pagelaran Kraton Yogyakarta. Dalam acara puncak perayaan Dies Natalis ke-69 UGM yang diadakan sebelumnya, Rektor UGM serta Ketua Senat Akademik UGM menyerahkan anugerah tersebut kepada Basuki atas jasa serta keteladanan yang ia tunjukkan selama menjabat sebagai menteri.
“Beliau mempunyai ide-ide luar biasa dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan infrastruktur serta mempunyai integritas yang tinggi sebagai pribadi dan pejabat pemerintah,” tutur Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Panut menyampaikan, anugerah ini diberikan sebagai bentuk apresiasi terhadap individu yang berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, serta kemanusiaan, sesuai dengan teladan Hamengku Buwono IX.
“Selamat kepada Pak Basuki, semoga bisa terus meningkatkan dedikasi Bapak kepada nusa dan bangsa. Kami menunggu kiprah Bapak di waktu mendatang untuk kemajuan Indonesia,” ucap Panut. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)