TIDAK semua rektor maupun dekan mempunyai perhatian yang serius terhadap perpustakaan, bahkan ada rektor yang mengeluh perpustakaan tak pernah menghasilkan uang, tetapi justru sebaliknya. Beruntung bagi Perpustakaan UGM mempunyai rektor yang mempunyai perhatian penuh terhadap perpustakaan dan pengembangan teknologi informasi.
Demikian yang terungkap dalam diskusi rangkaian studi banding para dosen dan pengelola Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi (JIP-Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung di Perpustakaan UGM, Selasa (14/3). Sebelumnya rombongan berkunjung ke beberapa objek pariwisata seperti Kraton Yogyakarta, Tamansari dan menyaksikan Sekaten.
Rombongan terdiri atas 23 orang tersebut dipimpin Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Fikom Unpad Dra Hj Ninis Agustini D MLib tersebut diterima oleh Kepala Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA dan mendapat penjelasan dari Kabid Jaringan dan Database Perpustakaan Wahyu Supriyanto MSi, Kabid Layanan Singih Widodo MSi dan Koordinator Kepustakawanan Drs Hindar Purnomo MSi.
Menurut Kepala Perpustakaan UGM Drs Ida Fajar Priyanto MA perhatian serius rektor UGM dan wakil-wakilnya dibuktikan antara lain dengan anggaran yang cukup memadai dan segera dibangunnya perpustakaan terpadu di Gedung Purna Budaya. Sementara SDM di perpustakaan terus ditingkatkan melalu berbagai pendidikan, pelatihan, magang maupun studi banding di dalam maupun luar negeri.
Pada kesempatan tersebut Wahyu Supriyanto menjelaskan, UGM saat ini menuju ke perpustakaan modern, sehingga untuk menunjang pelayanan, pengembangan teknologi informasi terus dikembangkan. Ke depan pelayanan perpustakaan dilayani tanpa petugas, bukan berarti menghilangkan tenaga pustakawan, karena masih banyak yang harus dikerjakan oleh pengelola perpustakaan maupun pustakawan.
“Proses digitalisasi perpustakaan saat ini terus berlangsung dan bagi pengguna jasa internet di lingkungan perpustakaan dalam mengakses informasi tidak dipungut biaya. Hanya waktunya saja dibatasi baru 30 menit karena fasilitas komputernya masih sangat terbatas,†ujar Wahyu Supriyanto.
Sementara itu untuk pelayanan menurut Kabid Pelayanan Singgih Widodo MSi harus menghadapi mahasiswa yang sangat kritis sedikitnya dari 18 fakultas terhadap pelayanan perpustakaan. Untuk itu diharapkan pengelola dan pustakawan UGM selalu siap dengan senyum. Komitmen melayani dengan senyum ini harus benar-benar menjadi kesadaran bersama para pengelola dan pustakawan di UGM.
“Alhamdulillah berkat adanya semacam pelatihan public relations di lingkungan perpustakaan di UGM, pelayanan dengan tersenyum bisa dilaksanakan, walau belum seluruh pengelola dan pustakawan bisa tersenyum dengan ikhlas,†ujar Ida Fajar Priyanto MA.
Menurut Koordinator Kepustakawanan UGM Hindar Purnomo kerjasama antara pustakawan dan pengelola di dalam maupun di luar lembaga cukup bagus dan terjalin dengan baik. Hubungan yang dilakukan selama ini tidak hanya secara fisik, tetapi juga melalui kontak teknologi informasi, seperti melalui e-mail dan sebagainya. Hanya sayang kemampuan untuk mengakses teknologi informasi kurang merata, karena kemamopuan rata-rata masih rendah, sehingga masih sedikit yang memanfaatkan e-mail ini.
“Keterkaitan antara Forum Komunikasi Pustakawan UGM dengan organisasi Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Propinsi DIY sangat dekat, karena kebetulan Ketua dan Sekretaris IPI pustakawan dari UGM. Jaringan ini diperkuat dengan kegiatan bersama dengan lembaga di luar organiasi IPI, forum mapun lembaga terkait,†ujarnya.
Rombongan studi banding dari Unpad pada kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya dengan kemajuan yang dicapai Perpustakaan UGM sejak menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara (PT-BHMN) dan kepala Perpustakaan menjadi anggota Senat Akademik. Beberapa pertanyaan dilontarkan peserta studi banding, terutama komitmen terhadap jabatan fungsional pustakawan. Sebab, banyak lulusan sarjana perpustakaan yang kurang tetarik terhadap jabatan fungsional karena dianggap kurang propektif dibanding jabatan struktural. Di UGM jabatan fungsional merupakan pilihan, sehingga komitmen awal menjadi pustakawan merupakan kebanggaan. “Karena itu Rektor UGM menegaskan untuk jabatan kepala tidak bisa diisi oleh dosen dan harus tetap pustakawan,†ujar Ida Fajar Priyanto (Humas UGM).