Dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya UGM dan mensyukuri prestasi bidang-bidang Humaniora di UGM yang mendapatkan prestasi tingkat dunia ke-56, “The World’s Top 100 Arts and Humanities Universitiesâ€, Fakultas Ilmu Budaya UGM menyelenggarakan serangkaian acara. Diawali Rapat Senat Terbuka beberapa waktu lalu yang disampaikan pidato oleh Prof. Dr. Soebakdi Soemanto, S.U dengan judul: Humaniora dalam Tantangam Zamanâ€.
Pada 16 sampai dengan 17 Maret 2006, diadakan Simposium Internasional yang dikemas dengan tema Humaniora dan Media. Menurut Dr. R. Ay. Siti Hariti Sastriyani, S.S.,M.Hum, pada kesempatan tersebut akan banyak diungkapkan relevansi tema di era globalisasi. Hadir sebagai pembicara utama Drs. Hari Kuntjoro Drajat )Dirjen Sejarah dan Purbakala Departemen Pariwisata, Seni, dan Budaya), Dr. Haedar Natsir (Baghdad University, Irak), Pablo (Spanyol), dan Dwi Sutarjantono, S.S (praktisi media).
“Makalah masuk melalui “call of paper†sejumlah 30-an yang berasal dari partisipan berbagai negara, yaitu Filipina, Sudan, Nigeria, India, Colombia, Prancis, Irak, Australia, Kamboja, Spanyol, negara-negara Gerakn Non Blok (GNB), dan Indonesia (mahasiswa S2, S3, dosen peneliti, praktisi, dan lain-lain). Peserta diperkirakan sejumlah 200 orang. Simposium akan dibagi menjadi 3 panel terdiri atas bidang bahasa, sastra, dan budaya. Makalah terpilih akan dibukukanâ€, ungkap bu Siti.
Pada 17 Maret 2006 pukul 19.30-22.00 digelar acara Malam Begawan Budaya. Bu Siti yang juga selaku Ketua Panitia Dies ke-60 FIB ini menyebutkan, acara ini diadakan karena Fakultas Ilmu Budaya UGM memiliki banyak Begawan budaya, diantaranya Prof. Dr. Umar Kayam, Prof. Poerbacaraka, Prof. Dra. Siti Barorah Baried, Prof. Dr. Sulastin Sutrisno, Prof. Dr. Kunto Wijaya, M.A, dan lain-lain.
“Pandangan tentang konsep para Begawan budaya akan dungkapkan pada malam tersebut oleh Butet Kertaradjasa dan Landung Simatupang. Mereka akan melakukan monolog Begawan Budaya. Yang membanggakan adalah para Begawan FIB reputasinya sudah diakui di dunia internasional. Pendapat-pendapat beliau banyak dikutip oleh para ahli di berbagai negaraâ€, kata bu Siti.
Lebih jauh dosen Jurusan Sastra Roman UGM ini mengemukakan, acara ini juga dibuka untuk umum bila ada yang berminat dapat membeli tiket di di sekretariat panitia dies di FIB UGM. Diperkirakan sekitar-500 an penonton akan memenuhi plaza FIB UGM. Pada acara tersebut akan diberikan penghargaan kepada beberapa guru besar FIB UGM dan diluncurkan buku “Reportoire Fakultas Ilmu Budaya UGMâ€.
Sementara pada 18 Maret pukul 9.00-13.00 bertempat di FIB UGM digelar Temu Alumni FIB. Acara tesebut dikemas dalam acara diskusi antara alumni, dosen FIB UGM, dan mahasiswa. Diskusinya terkait kurikulum FIB UGM dan relevansinya dengan dunia kerja. Diskusi ini dibagi perjurusan. Alumni FIB UGM yang akan hadir diantaranya Drs. M. Wahid Supriyadi, Konsulat Jenderal RI di Australia, yang merupakan alumni Sastra Inggris. Pada malam harinya, temu alumni yang dikemas dengan acara kangen-kangenan diadakan dirumah Dinas Bupati Sleman.
“Acara dies diakhiri dengan Hari Keluarga pada 19 Maret 2006 di FIB UGM yang diisi dengan berbagai macam lomba dan acara keakraban antar kelaurga dosen, karyawan alumni, mahasiswa, dan stakeholdersâ€, tambah dosen Pascasarjana UGM ini. (Humas UGM)