
Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, memberikan pembekalan bagi calon wisudawan program Pascasarjana UGM, Selasa (22/1) di Grha Sabha Pramana UGM.
Di hadapan para lulusan program magister, doktoral, serta profesi, alumnus Fakultas Teknik UGM ini berpesan agar alumni UGM dapat terjun ke tengah-tengah masyarakat dan memberikan kontribusi yang berarti.
“Lakukan suatu kegiatan itu dengan berarti. Lakukan dengan bijak, dengan santun, dan dengan tersenyum,” ucapnya.
Lulusan UGM, ujarnya, biasanya dikenal low profile dan sederhana. Meski demikian, dalam kesederhanaan tersebut mereka terbukti mampu menghasilkan karya-karya yang diakui oleh banyak orang.
Ia mengisahkan sosok seorang temannya semasa kuliah yang hidup sangat sederhana. Semasa kuliah di jurusan arsitektur, ia tidak memiliki mesin gambar ataupun komputer, tapi mampu keluar sebagai lulusan terbaik dan kini berkiprah di luar negeri.
“Ia adalah potret sahabat kita yang penuh daya juang dan integritas,” kata Budi.
Integritas, menurutnya, merupakan sesuatu yang harus dimiliki oleh lulusan UGM. Selain itu, ia menambahkan bahwa lulusan UGM tidak boleh bersikap eksklusif dan hanya berjuang bagi kepentingan pribadi, melainkan hadir di tengah-tengah masyarakat dan memperjuangkan suara mereka.
Di zaman yang terus berubah, generasi muda harus menggalakkan perubahan, yaitu perubahan dari pesimisme menjadi optimisme, dari konsumerisme menjadi produktif, dari individualis menjadi kolaborasi, dari kegaduhan menjadi persatuan dan kerukunan, serta dari ujaran kebencian menjadi ujaran kebenaran.
“Di era disrupsi, yang cepat akan mengalahkan yang lamban, dan yang inovatif akan mengalahkan yang statis. Saya yakin adik-adik adalah orang-orang pandai yang bisa membawa nama UGM untuk bangsa Indonesia,” pungkasnya.
Selain Budi Karya Sumadi, pembicara lain yang dihadirkan dalam pembekalan calon wisudawan ini adalah Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi. Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM ini mengisahkan pengalamannya selepas lulus dari UGM dalam meniti karier hingga mencapai posisi yang ia duduki saat ini.
“Meskipun saya sekarang menjabat sebagai direktur utama, saya dulu juga sempat menganggur. Kuncinya adalah jangan pernah menyerah, terus berjuang,” tutur Inarno.
Ia menambahkan, banyak orang melewatkan kesempatan yang baik begitu saja hanya karena takut gagal. Padahal, kesempatan seperti itu mungkin tidak akan datang dua kali. Karena itu, ia berpesan kepada para calon wisudawan untuk bersikap optimis dan berani mengambil risiko agar tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang.
“Kalah menang itu biasa, tapi jangan sampai kalah sebelum bertanding. Kalau kesempatan datang, langsung mantapkan untuk diambil, harus punya nyali,” ucapnya. (Humas UGM/Gloria; Foto: Firsto)