• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Guyub
  • Kabar UGM
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Liputan/Berita
  • Membedah Gastronomi Sunda Sebagai Wujud Budaya dan Atraksi Wisata

Membedah Gastronomi Sunda Sebagai Wujud Budaya dan Atraksi Wisata

  • 23 Januari 2019, 09:47 WIB
  • Oleh: Satria
  • 2614
  • PDF Version
Membedah Gastronomi Sunda Sebagai Wujud Budaya dan Atraksi Wisata

Banyak program televisi dan media sosial popular, seperti Instagram, Facebook, dan Youtube menjadi sarana bagi para pencinta kuliner untuk memublikasikan dan mendiskusikan seleranya. Hal itu membuat dunia kuliner kini menjadi marak digemari. Di balik maraknya pertumbuhan kuliner ini, ada hal yang menjadi perhatian, yakni gastronomi. 

Hal itu seperti yang akan diungkapkan oleh Dewi Turgarini, salah satu wisudawan pascasarjana UGM pada Rabu (23/1) di Grha Sabha Pramana UGM. Menurutnya, terdapat hal mendasar pada fenomena kuliner ini objeknya adalah resep makanan dan subjeknya adalah pemasak. Persepsi yang muncul kemudian adalah kuliner lebih dekat pada mengolah resep menjadi makanan oleh pemasak, tidak ada kaitannya dengan konsumen sama sekali.

“Kegiatan konsumen untuk mencicipi, meneliti, memahami atau mencari pengalaman dengan mengonsumsi makanan hilang dalam budaya kuliner. Namun sebaliknya, hal itu menjadi penting dalam gastronomi,” jelasnya. Hal inilah yang menjadi latar belakang Dewi mengambil Program Doktor Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM.

Ketertarikan Dewi mulai muncul sejak ia mengajar S1 Manajemen Industri Katering Universitas Pendidikan Indonesia. Kemudian, ketika ia bekerja sebagai konsultan pada bidang gastronomi membuatnya menyadari bahwa ada banyak hal yang bisa digali secara keilmuan. Berdasarkan pengamatannya menggarap penelitian di 30 Kota Indonesia tentang pariwisata dan gastronomi, ia merasa perlu adanya penelitian yang komprehensif dalam bidang ini. “Khususnya di Kota Bandung, tempat kelahiran saya” tuturnya.

Ibu kota Provinsi Jawa Barat tersebut, menurutnya,  memilki khasanah gastronomi yang elegan. Hal itu karena di sana terdapat beragam makanan khas Sunda yang lezat, lengkap dengan cara pengolahan dan penyajiannya. Ia beranggapan bahwa Gastronomi Sunda di Kota Bandung memiliki atmosfer, daya tarik, dan foodscape yang berbeda dengan daerah lain. Karakteristik tersebut muncul dari hasil interaksi, dan akulturasi budaya yang telah berlangsung berabad-abad lamanya.

Oleh karena itu, Dewi mengangkat topik Gastronomi Sunda di Bandung dalam disertasinya. Tujuannya adalah untuk mengangkat daya tarik kota itu yang belum optimal sehingga menjadi atraksi wisata yang dapat diburu oleh pelancong.

“Selama ini Bandung hanya menekankan pada makanan yang dijadikan sebagai sumber pasokan kebutuhan fisik manusia saja. Padahal, sangatlah menarik jika dilakukan kajian terhadap Gastronomi Sunda beserta foodscape-nya, untuk mendukung gastro-city dan wisata-gastronominya,” ujarnya.

Secara holistik novelty, penelitian Dewi ini menunjukkan Gastronomi Sunda sebagai wujud budaya yang berfungsi menjadi daya tarik wisata Kota Bandung sekaligus ruang memori atau collective memory. Namun demikian, Kota Bandung itu sendiri merupakan foodscape besar yang terkait dengan foodshed di wilayah sekitarnya. Kemudian temuan selanjutnya adalah prioritas pengembangan gastronomi Sunda sebagai pendukung wisata gastronomi di Kota Bandung adalah Simping, Peuyem Sampeu, dan Surabi.

“Saya pada dasarnya masih merasa harus menggali lebih banyak lagi tentang wisata gastronomi. Namun, keterbatasan waktu dan juga sarana pendukung sebagai peneliti membuat saya harus mengatur strategi kembali agar dapat secara bertahap dilakukan penelitian lanjutan. Saya juga masih harus banyak berguru kepada para pelestari gastronomi Sunda dan di nusantara di masa mendatang. Terus terang semakin lama saya merasa banyak tidak tahunya”, pungkasnya. (Humas UGM/Hakam)

 

Berita Terkait

  • 11 Sektor Penyusun Industri Pariwisata di NTB

    Friday,15 August 2008 - 12:53
  • Gelar Seni Budaya Sunda di UGM

    Monday,03 September 2007 - 13:05
  • Pengembangan Wisata Budaya Tradisi Alit di Yogyakarta Perlu Ditingkatkan

    Monday,18 March 2013 - 16:18
  • Prof. Murdijati Gardjito Terima Penghargaan Anugerah UGM

    Thursday,19 December 2019 - 15:24
  • Bali Perlu Merefleksikan Tipologi Ekowisatanya

    Thursday,25 March 2021 - 10:43

Rilis Berita

  • Haedar Nashir Ingatkan Pentingnya Merawat Persatuan 16 May 2022
    Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. Haedar Nashir, mengingatkan agar seluruh komponen anak bang
    Gusti
  • Epidemiolog: Tidak Ada Hubungan Hepatitis Akut dengan Vaksin Covid-19 16 May 2022
    Baru-baru ini masyarakat dunia digemparkan dengan kemunculan hepatitis varian baru. Hepatitis ata
    Satria
  • Tim UGM Lakukan Riset Pengembangan Varietas Baru dari Kedelai Hitam 16 May 2022
    Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada tengah melakukan riset pemurnian kedelai hita
    Gusti
  • Tantangan Pembangunan Industri Sawit Indonesia yang Berkelanjutan 16 May 2022
    Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Oke Nurwan, Dipl., Ing, mengatakan bahwa minyak kelap
    Satria
  • Mari Cegah Generasi Mendatang dari Bahaya Stunting 15 May 2022
    Kita mesti mencegah generasi mendatang dari stunting. Stunting atau p
    Satria

Info

  • Streaming Studium Generale MKWU Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada
    05 November 2019
  • Streaming Wisuda Diploma dan Sarjana UGM Periode Agustus 2019
    21 August 2019
  • Video Streaming Penutupan PPSMB 2019 Universitas Gadjah Mada
    09 August 2019
  • Streaming Sosialisasi Penelitian Desentralisasi, Kompetitif Nasional, dan Penugasan Tahun 2020
    01 August 2019
  • Streaming wisuda Pascasarjana UGM Periode Juli 2019
    24 July 2019

Agenda

  • 30May International Academic Conference on Tourism (INTACT) 2022 ...
  • 21Jul The International Conference on Sustainable Environment, Agriculture, and Tourism (ICOSEAT)...
  • 07Sep The 8th International Conference on Science and Technology (ICST 2022)...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2022 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual