
Peneliti Utama pada Pusat Teknologi dan Data (Pustekdata), Deputi Penginderaan Jauh, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Ratih Dewanti Dimyati, meraih gelar doktor di UGM.
Gelar ini berhasil ia raih setelah menyelesaikan studi doktoral di Fakultas Geografi dan mengikuti ujian terbuka pada Jumat (25/1) di Auditorium Merapi.
Dalam ujian ini, ia memaparkan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Model Citra Mosaik Tahunan Tile-Based Mosaic (TBM) Landsat-8 OLI dan Evaluasinya untuk Klasifikasi Liputan Lahan”.
“Kebutuhan citra mosaik penginderaan jauh resolusi menengah tutupan awan minimal dan gangguan kabut untuk analisis wilayah yang luas kini meningkat sejalan dengan meningkatnya kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan Kebijakan Satu Peta,” papar Ratih.
Ia menerangkan, sampai saat ini belum ada kebijakan nasional standardisasi pengolahan data citra mosaik penginderaan jauh resolusi menengah.
Pemanfaatan sistem dan citra penginderaan jauh optik untuk liputan lahan sering terkendala oleh tutupan awan dan gangguan kebut, terutama di daerah tropis seperti Indonesia.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi pengolahan data, beberapa citra berbeda scene dengan perbedaan tanggal akuisisi dapat diolah untuk menghasilkan citra mosaik komposit awan minimal melalui proses mosaicing antara scene yang sebagian tertutup awan dengan scene yang liputan awan minimun atau scene bebas awan.
“Guna penyediaan citra ini diperlukan algoritma atau model pengolahan data yang cepat dan efisien baik untuk keperluan analisis secara visual maupun untuk analisis secara digital, yaitu tile-based mosaic,” ujarnya.
Dalam penelitian ini, pertanyaan utama yang berusaha dijawab adalah bagaimana membangun prosedur standar pembuatan citra mosaik tahunan yang mampu memanfaatkan ketersediaan data satelit resolusi menengah yang melimpah untuk meminimalkan tutupan awan dan gangguan kabut, agar hasilnya baik dan konsisten terutama di wilayah yang rentan terhadap gangguan tersebut.
Berdasarkan analisis yang ia lakukan, Ratih menyimpulkan bahwa model TBM dengan ukuran tile 0.02 mempunyai tingkat kualitas terbaik untuk pengolahan data citra mosaik tahunan Landsat-8 OLI tutupan awan dan gangguan kabut minimal, dan juga untuk analisis digital liputan lahan secara timeseries.
Sebagai bagian dari rangkaian proses standarisasi pengolahan data citra untuk kepentingan penyediaan data standar, ia mengusulkan beberapa standar prosedur yang di antaranya mencakup identifikasi ketersediaan data citra satelit skala menengah, pelaksanaan koreksi radiometrik sederhana, serta pemilihan kanal.
“Agar mudah digunakan oleh stakeholder, baik pengguna, penghasil, ilmuwan, maupun publik, rangkaian proses pengolahan data citra mosaik tahunan tersebut dituangkan dalam kebijakan LAPAN yang terstandarisasi dengan SNI,” terangnya. (Humas UGM/Gloria)