• Berita
  • Arsip Berita
  • Simaster
  • Webmail
  • Direktori
  • Kabar UGM
  • Suara Bulaksumur
  •  Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada
  • Pendidikan
    • Promosi Doktor
    • Pengukuhan Guru Besar
    • Wisuda
  • Prestasi
  • Penelitian dan Inovasi
    • Penelitian
    • PKM
    • Inovasi Teknologi
  • Seputar Kampus
    • Dies Natalis
    • Kerjasama
    • Kegiatan
    • Pengabdian
    • Kabar Fakultas
    • Kuliah Kerja Nyata
  • Liputan
  • Cek Fakta
  • Beranda
  • Promosi Doktor
  • Komunikasi Orang Tua Pengaruhi Perilaku Berpacaran Remaja

Komunikasi Orang Tua Pengaruhi Perilaku Berpacaran Remaja

  • 28 Januari 2019, 15:37 WIB
  • Oleh: Gloria
  • 7665
Komunikasi Orang Tua Pengaruhi Perilaku Berpacaran Remaja

Komunikasi orang tua dengan remaja terkait pacaran berpengaruh langsung terhadap perilaku berpacaran remaja.

Hal ini diutarakan oleh Farida Harahap saat mengikuti ujian terbuka program doktor, Senin (28/1) di Fakultas Psikologi UGM.

“Komunikasi orang tua terbukti masih sangat dibutuhkan remaja karena secara langsung memengaruhi perilaku berpacaran remaja,” ujarnya.

Perilaku berpacaran remaja pertengahan yang berusia 15-18 tahun, menurutnya, berada pada tahap perkembangan hubungan romantis remaja yang bersifat intimasi.

Pada tahap tersebut, perilaku berpacaran remaja adalah melakukan interaksi bersama dengan pacar (couple dating) sehingga kegiatan dilakukan bersifat romantis, yaitu kegiatan merayu atau mengucapkan kata-kata sayang, berkencan, dan intimasi fisik.

“Perilaku berpacaran berpasangan atau couple dating pada remaja pertengahan ini sudah memasuki tahap perilaku berpacaran seperti pada tahap akhir remaja yaitu berfokus pada keintiman dengan pasangan,” terang Farida.

Ia menjelaskan, komunikasi orang tua yang diterima remaja secara positif berkaitan dengan konteks, yaitu bagaimana orang tua mengondisikan dirinya menjadi lebih meyenangkan untuk berkomunikasi, serta frekuensi, yaitu seringnya orang tua berkomunikasi dengan remaja mengenai pacaran.

Ketiadaan keduanya menyebabkan komunikasi orang tua tidak tepat waktu serta tidak bersifat membimbing karena norma, sikap, dan aturan orang tua tidak tersampaikan.

Selain orang tua, teman sebaya juga berpengaruh terhadap perilaku romantis remaja yang berpacaran melalui sikap, kontrol perilaku yang dipersepsi, dan intensi berpacaran, meski pengaruhnya lebih kecil dibandingkan dengan komunikasi orang tua.

Teman sebaya berpengaruh tidak langsung terhadap tinggi rendahnya perilaku berpacaran remaja melalui sikap terhadap pacaran, kontrol perilaku eksternal, dan intensi berpacaran.

“Perilaku teman sebaya yang dianggap berpengaruh oleh remaja adalah norma injunktif atau sikap teman sebaya,” imbuhnya.

Melihat hasil temuan ini, orang tua perlu meningkatkan konteks dan frekuensi komunikasi, termasuk jika perlu orang tua dapat menerima pendampingan untuk komunikasi tersebut.

Remaja yang berpacaran perlu memahami tahap perkembangan hubungan romantis remaja sehingga mengetahui apa yang terjadi selama menjalani hubungan romantisnya serta pengetahuan apa yang dibutuhkan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan, seperti identitas diri, intimasi yang sehat, pengelolaan emosi, serta bagaimana menjaga diri untuk tidak melakukan perilaku berpacaran yang intens dan intim yang bisa mendorong ke arah perilaku berpacaran yang berisiko.

Guru Bimbingan Konseling serta pihak sekolah juga perlu memberikan pendampingan pada remaja yang berpacaran mengenai relasi yang sehat dalam berpacaran dan pendidikan seksual dalam rangka menjaga diri dari perilaku berpacaran yang berisiko. (Humas UGM/Gloria)

Berita Terkait

  • Figur Orang Tua dan Teman Sebaya Pengaruhi Perilaku Sehat Remaja

    Friday,21 March 2014 - 11:58
  • Model Eksis Efektif Tingkatkan Pengetahuan Kesehatan Seksual Pada Remaja Disabilitas Intelektual

    Wednesday,31 August 2022 - 13:32
  • Perhatian Orang Tua Mencegah Seks Pranikah pada Remaja

    Monday,18 July 2016 - 15:46
  • Dr. Muh. Farid: Sukarelawan Memiliki Penalaran Moral Lebih Tinggi

    Wednesday,23 March 2011 - 16:05
  • Sekolah Cegah Remaja Melakukan Seks Pranikah

    Monday,24 July 2017 - 13:38

Rilis Berita

  • Arie Sujito: Jadikan KKN Sebagai Panggilan Jiwa 06 June 2023
    Wakil Rektor Bidang  Kemahasiswaan, Pengabdian Masyarakat dan Alumni, Universitas GAdja
    Gusti
  • Guru Besar Baru UGM Ratna Susandarini Angkat Pentingnya Revitalisasi Taksonomi 06 June 2023
    Krisis biodiversitas akibat kerusakan habitat, alih fungsi lahan, dan eksploitasi
    Gloria
  • Hakikat HAM 06 June 2023
    Oleh Dr. Bagus Riyono, M.A., Psikolog. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
    Universitas Gadjah Mada
  • LPPT UGM Raih Penghargaan dari Kemenkes RI 06 June 2023
    Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) UGM mendapat penghargaan dari Menteri Keseha
    Gusti
  • Tim Softball Puteri UGM Juara 2 UGM Softball Cup 2023 06 June 2023
    Tim softball puteri UGM berhasil menyabet juara 2 dalam kejuaraan UGM Softball Cup 2
    Ika

Agenda

  • 06Jun Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Dra. Ratna Susandarini, M.Sc....
  • 02Jul Dies Natalis MM UGM...
  • 06Sep The 5th International Conference on Bioinformatics, Biotechnology, and Biomedical Engineering (BioMIC) 2023...
Universitas Gadjah Mada
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Bulaksumur Yogyakarta 55281
   info@ugm.ac.id
   +62 (274) 6492599
   +62 (274) 565223
   +62 811 2869 988

Kerja Sama

  • Kerja Sama Dalam Negeri
  • Alumni
  • Urusan Internasional

TENTANG UGM

  • Sambutan Rektor
  • Sejarah
  • Visi dan Misi
  • Pimpinan Universitas
  • Manajemen

MENGUNJUNGI UGM

  • Peta Kampus
  • Agenda

PENDAFTARAN

  • Sarjana
  • Pascasarjana
  • Diploma
  • Profesi
  • Internasional

© 2023 Universitas Gadjah Mada

Aturan PenggunaanKontakPanduan Identitas Visual