Perilaku anak Sekolah Dasar (SD) hingga saat ini belum sesuai sebagaimana yang diharapkan guru. Guru-guru SD sering mengeluh, bila anak didiknya sering berkata-kata kasar dan jorok, kurang sopan, malas membuat pekerjaan rumah (PR) dan suka menyontek pekerjaan teman saat ulangan. Hal ini menunjukkan, bahwa pendidikan moral di Sekolah Dasar belum dilaksanakan secara efektif. Pesan-pesan moral yang disampaikan melalui Pendidikan Agama maupun Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan belum dimengerti secara penuh oleh anak-anak dan belum mengubah perilakunya menjadi lebih bermoral.
Demikian pernyataan Drs. Soejanto Sandjaja, M.Si saat ujian doktor hari Senin (20/3) di ruang seminar Sekolah Pascasarjana UGM. Promovendus mempertahankan desertasi berjudul “Pengaruh Program Identifikasi Tema Terhadap Pemahaman Tema Moral Anak Sekolah Dasarâ€, dengan promotor Prof. Dr. Masrun, M.A dan ko-promotor Prof. Dr. Endang Ekowarni serta Dr. Th. Dicky Hastjarjo.
Soejanto mengungkap beberapa peneliti telah menemukan sikap anak SD yang tidak sesuai dengan harapan guru. Atau terjadi MISBEHAVIOR yang dilakukan anak di sekolah. “Misbehavior yang dilakukan anak SD di sekolah antara lain adalah mencuri, menipu, berbohong, menggunakan kata-kata kotor, merusak fasilitas sekolah, membolos, mengganggu anak lain dengan cara menggertak, mengejek dan menimbulkan keributan, membaca komik sambil makan atau mengunyah permen karet saat jam pelajaran di kelas, berbisik-bisik, membuat lelucon atau berbuat gaduh, dan berkelahi dengan teman sekelasâ€, ujar Soejanto, pria kelahiran Semarang, 6 Juni 1962.
Staf pengajar Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata ini, menemukan bahwa Program Identifikasi Tema (PIT) efektif untuk meningkatkan Pemahaman Tema Moral (PTM). Menurutnya, ada perbedaan PTM yang signifikan antara kelompok eksperimen (kelompok yang mendapat PIT) dengan kelompok control (kelompok yang tidak mendapat PIT).
Kata Soejanto, Program Identifikasi Tema atau PIT adalah rancangan pembelajaran untuk mengajar anak-anak SD yang berisi kegiatan meneliti dan menemukan pesan moral dari suatu bacaan dan menerapkan pesan moral tersebut dalam situasi kehidupan anak sehari-hari. Setiap cerita memiliki satu pesan moral yang jelas. Pesan moral diurutkan dari yang mudah dipahami oleh siswa sampai yang cukup sulit dipahami. “Urutan pesan moral tersebut adalah, pertama seseorang harus jujur kepada orang lain, kedua seseorang harus sabar menunggu giliran, ketiga seseorang harus suka menolong orang lain dan keempat adalah seseorang harus setia kepada kelompoknyaâ€, urai Soejanto.
Soejanto berharap dari penelitiannya akan berguna bagi guru-guru SD untuk menggunakan PIT dalam rangka memperkuat struktur dasar berpikir anak agar selalu mengutamakan berperilaku baik. Karena, bagaimanapun membangun karakter murid-murid SD adalah tugas utama dari guru. Pendidikan karakter ini, sangat tepat dimulai dari Sekolah Dasar sebab pendidikan moral yang diberikan pada masa usia SD akan mengembangkan suara hati anak-anak agar menjadi lebih kuat sehingga dapat menolong anak-anak untuk mengendalikan tingkah lakunya sesuai dengan nilai-nilai moral. Kosa kata anak dapat menjadi lengkap dan lebih rinci dengan menggunakan PIT. “Artinya saat guru SD mengajarkan Bahasa Indonesia, ia sekaligus dapat mengajarkan penalaran moral secara terpadu kepada anak sehingga anak-anak dalam berperilaku selalu berdasar nilai moral yang baikâ€, tandas suami Yemima Lianawati, S.Th (Humas UGM).