UGM menerjunkan 27 mahasiswa yang tergabung dalam tim KKN Peduli Bencana ke salah satu wilayah terdampak tsunami di Kecamatan Carita, Pandeglang, Banten, untuk membantu warga kembali bangkit pasca terjadinya bencana.
“KKN UGM secara historis telah tersebar di seluruh Indonesia. Di daerah bencana, seperti Lombok dan Palu kita telah hadir. Tsunami Selat Sunda adalah panggilan alam bagi UGM untuk mengabdi, dengan Carita menjadi salah satu lokasi unit,” tutur Direktur Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Prof. Irfan Dwidya, dalam Upacara Penerjunan KKN, Rabu (30/1).
Kecamatan Carita merupakan salah satu wilayah yang terdampak tsunami secara masif, memakan 50 korban jiwa dan potensi kerugian ekonomi mencapai 500 miliar.
Sebulan pasca peristiwa tsunami Selat Sunda, wilayah ini memang telah mendapat bantuan, seperti bahan makanan serta kebutuhan pokok lainnya. Meski demikian, warga di wilayah ini masih mengalami kesulitan dalam menggerakkan kembali roda perekonomian yang menjadi lesu sejak terjadinya bencana.
Muhammad Andika selaku koordinator menyebutkan kegiatan KKN yang rencananya akan dilangsungkan hingga tanggal 25 Februari mendatang ini difokuskan untuk mewujudkan ketangguhan holistik dengan mengombinasikan beberapa aspek kehidupan dan keilmuan yang dimiliki masyarakat bersama UGM.
“Untuk membantu sosial masyarakat, akan dilakukan trauma healing misalnya dengan aktivitas mewarnai, memberikan pelayanan kesehatan dan pendidikan, hingga pembangunan fasilitas tertentu. Dalam bidang ekonomi, kita identifikasi potensi alam dan sosial yang bisa menghasilkan nilai tambah,” ungkap Andika.
Pada awal penempatan, program yang menjadi prioritas para mahasiswa adalah pelayanan kesehatan di Puskesmas serta pembuatan rencana bisnis bagi warrga.
“Kami membuat supply chain bagi produk keluaran warga. Salah satu yang sudah berlangsung adalah kita menghubungkan peternak lele dengan angkutan dan pedagang di pasar,” imbuhnya.
Andika menambahkan, terkait mitigasi bencana, tim UGM melakukan plotting penanda zona dan infrastuktur di Google Maps dan sistem informasi geografi, sembari turut berkoordinasi dan melakukan perencanaan bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Pandeglang.
Senada dengan hal tersebut, Jaenal selaku Lurah Sukarame Carita mengungkapkan bahwa pemerintah sejatinya telah memiliki panduan teknis seperti rute evakuasi dan zonasi daerah-daerah yang dikategorikan aman ataupun rentan.
Akan tetapi, peta tersebut masih berupa dokumen atau plang sehingga belum banyak diketahui warga. Penegasan yang dapat dilakukan tim KKN UGM melalui pendekatan kepada warga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman warga terkait informasi tersebut.
“Belum banyak yang tahu (panduan teknis mitigasi bencana). Belum ada sosialisasi. Selama ini kalau tsunami, lari saja ke bukit. Padahal, Carita ini di pesisir dan hanya berjarak 50 kilometer dari Anak Krakatau,” tutur Jaenal.
Selain bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat, dalam menjalankan program para mahasiswa juga didukung oleh KAGAMA Banten yang menyalurkan berbagai kebutuhan pokok. Tim ini juga turut mendukung program hunian sementara menuju tetap (Huntrap) oleh pemerintah kabupaten serta program mitigasi bencana dari BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum.
Melalui program-program KKN, Eman Suherman selaku Dosen Pembimbing Lapangan berharap pengabdian para mahasiswa bisa bermanfaat untuk warga Carita. Ia pun mendorong para mahasiswa untuk mendengar sekaligus merangkul warga untuk berpartisipasi dalam proses pemberdayaan.
“Semua program dirumuskan melalui proses observasi. Para mahasiswa bertugas memberi pemahaman, dan kita di sini saling membantu,” pungkas Eman. (Humas UGM/Gloria; Foto: KKN PB Banten 1)